Oleh I Gusti Ngurah Darma Paramartha, S.T.,M.T
Pandemi yang berkepanjangan ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi mampu membuat segalanya bisa tetap berjalan jika kita mampu beradaptasi. Sektor pendidikan masih bisa dilaksanakan secara daring, walaupun pada awalnya banyak yang kesulitan, tapi pada akhirnya boleh dikatakan cukup optimal.
Sektor pemerintahan juga tetap bisa melayani masyarakat dengan meluncurkan berbagai sistem untuk pelayanan publik. Sektor perdagangan juga saat ini mulai bangkit lagi, banyak yang sudah beralih berjualan di dunia maya, melalui media sosial ataupun dengan platform online marketplace lain.
Ini pun tentu memberi dampak yang cukup besar, karena roda perekonomian tetap dapat berputar. Sektor perbankan tidak perlu kita bahas lagi, karena dari awal memang perbankan sudah mengaplikasikan teknologi di dalam proses bisnisnya.
Lalu bagaimana dengan pariwisata? Apakah teknologi bisa membantu untuk membangkitkan lagi gairah pariwisata di tengah pandemi COVID-19? Jawabannya adalah sangat bisa! Yaitu dengan memperbaiki atau membangun infrastruktur teknologi yang terintegrasi dengan sektor lainnya.
Namun permasalahan yang muncul adalah biaya investasi dibidang teknologi ini tidaklah sedikit, sehingga para pelaku pariwisata membutuhkan investor agar infrastruktur ini dapat diwujudkan. Disinilah seharusnya peran pemerintah mendukung pemulihan ekonomi dengan membangun portal informasi lengkap tentang COVID-19 yang terintegrasi dengan berbagai sektor, seperti sektor kesehatan, sektor pariwisata dan sektor UMKM.
Portal terintegrasi ini berisi tentang informasi detail tentang COVID-19 seperti zona aman dan zona rawan, rumah sakit rujukan seandainya terpapar COVID, serta persyaratan apa yang harus dibawa jika ingin mengunjungi suatu tempat. Dengan adanya informasi lengkap seperti ini tentu akan membuat wisatawan menjadi aman dan lebih terjamin untuk berkunjung.
Serta ada fasilitas check in dan check out ketika mengunjungi suatu tempat, sehingga memudahkan tracing jika terjadi sesuatu. Sektor pariwisata akan sangat terbantu dengan informasi dan fasilitas yang ada didalam portal, seperti tempat-tempat yang sudah mendapatkan sertifikat CHSE sebagai jaminan bahwa wisatawan akan aman mengunjungi atau menginap disana, pemesanan online tiket atau akomodasi lainnya, serta virtual tourism untuk mengunjungi suatu tempat secara virtual.
Virtual tourism secara sederhana bisa menggunakan video yang memperlihatkan keindahan dan fasilitas suatu destinasi, bisa dengan kamera biasa ataupun untuk yang lebih realistis bisa menggunakan kamera 360 derajat. Dan untuk yang lebih canggih lagi bisa menggunakan teknologi augmented reality dan virtual reality.
Walaupun sensasi jalan-jalan virtual tidak sepuas jalan-jalan secara langsung, namun Virtual tourism ini akan membuat orang penasaran dan ingin mengunjungi langsung destinasi tersebut. Portal terintegrasi ini juga dapat membantu UMKM yang ada disekitar destinasi pariwisata, yaitu dengan menyediakan online marketplace yang bisa diakses oleh wisatawan melalui satu pintu, sehingga para pelaku UMKM dapat menjual barang-barang ataupun makanan khas dari suatu destinasi pariwisata.
Ini tentu akan dapat membantu memutar kembali roda perekonomian yang kini tengah tersendat.
Selain dengan pembuatan portal terintegrasi, teknologi juga dapat diimplentasikan dalam pemesanan makan dan minum di lokasi, yaitu dengan menu digital yang bisa diakses dari smartphone serta serta akses masuk untuk kesuatu tempat bisa dilakukan hanya dengan scan code melalui smartphone sehingga menghindari kontak dengan orang lain. Metode pembayaran di lokasi juga diwajibkan dengan cashless.
Semoga teknologi portal ini bisa direalisasikan sehingga semua orang mampu bertahan di tengah pandemi dan tentu untuk menggeliatkan kembali perekonomian yang terus melemah. Mari kita manfaat teknologi dengan bijak untuk memperbaiki kehidupan ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis, Dosen Prodi Teknologi Informasi Undiknas University