DENPASAR, BALIPOST.com – Penanganan COVID-19 yang cukup baik sejauh ini harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan. Sebab, jika Indonesia gagal menanganinya, bahayanya bisa merembet hingga krisis politik. Demikian dikemukan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, Jumat (17/9).
Ia menegaskan jika salah mengelola penanggulangan pandemi bisa memicu terjadinya kerusuhan sosial dan krisis politik sehingga negara mundur ke belakang. Hal ini, disebutnya, sudah dialami sejumlah negara. Bahkan dia menegaskan potensi itu ada di NKRI dewasa ini.
Untuk itu, empat pilar kebangsaan harus terus dikuatkan selama pandemi COVID-19. “Potensi ini ada di NKRI dewasa ini,” tegas pria yang akrab disapa Bamsoet saat berbicara pada sosialisasi empat pilar kebangsaan kerjasama MPR RI dengan Undiknas University.
Dikatakannya, tantangan ke depan anak bangsa amat kompleks. Tantangan yang terpenting saat ini adalah ancaman tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan adat ketimuran.
Covid-19, dikatakannya, juga menjadi ancaman bagi kesatuan dan persatuan. Untuk itu, Bambang Soesatyo mengatakan pemerintah tak hanya melakukan vaksinasi, tapi perlu membangun dan memperkuat nilai empat pilar kebangsaan.
“Kita harus komitmen tak bokeh satupun pemimpin negara diturunkan di tengah jalan. Yang ingin.jabatan politik sebaiknya sabar menunggu 2024,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan tantangan makin besar pada 2045. Saat 100 tahun RI itu, akan diisi 70 persen anak muda produktif yang disebut bonus demografi. “Bonus ini bisa gagal jika kita tak bisa mengali dan memanfaatkan potensi anak mudanya membangun negara,” ujarnya.
Rektor Undiknas. Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos, M.M.,.menegaskan empat pilar kebangsaan yakni Pancsila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika patut kembali didengungkan di tengah pandemi Covid -19. Empat pilar ini menjadi landasan berbangsa dan sebagai modal sosial membangun kekuatan bangsa. (Sueca/balipost)