JAKARTA, BALIPOST.com – Penguatan kinerja ekspor dan impor hingga Agustus 2021 mengindikasikan terjadinya pemulihan ekonomi Indonesia secara baik. “Pada periode Januari hingga Agustus 2021, ekspor dan impor Indonesia sama-sama mencetak pertumbuhan yang signifikan. Jadi, penguatan kinerja ekspor dan impor ini menjadi indikasi bahwa telah terjadi pemulihan ekonomi Indonesia secara baik,” demikian kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat menggelar konferensi pers secara virtual, Jumat (17/9).
Adapun pertumbuhan ekspor pada periode Januari-Agustus 2021 mencapai 37,37 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal yang sama terjadi pada kinerja impor, yang juga mengalami pertumbuhan hingga 33,36 persen. Tren surplus neraca perdagangan RI yang berlanjut hingga Agustus 2021 mencatat rekor tertinggi dalam sejarah, di mana angkanya mencapai 4,74 miliar dolar AS atau tertinggi sejak 16 bulan terakhir. “Surplus tersebut ditopang dari nilai ekspor bulanan yang mencapai 21,42 miliar dolar AS, dan ini merupakan rekor tertinggi selama ini,” tukas Mendag dikutip dari kantor berita Antara.
Selain itu, surplus pada Agustus 2021 juga ditopang oleh peningkatan ekspor produk manufaktur sebagai komoditas utama, tren peningkatan harga komoditas, dan peningkatan impor negara mitra dagang. “Jadi, kalau kita lihat ekspor dari sektor manufaktur, yang tumbuh bulan per bulannya yang paling tinggi adalah produk kertas yang naik 19,61 persen; produk kimia naik 17,10 persen, serta kendaraan bermotor yang tumbuh 16,16 persen,” ungkap Mendag.
Sementara itu, untuk komoditas utama seperti Crude Palm Oil (CPO) mengalami pertumbuhan ekspor sebesar 61,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun ekspor produk timah tumbuh 56,29 persen dan bijih logam tumbuh 40,99 persen.
Jadi, lanjut Mendag, jika dilihat, magnitud penguatan ekspor komoditas yang semakin besar sejalan dengan tren harga komoditas yang tumbuh sangat baik pada Agustus 2021. Misalnya harga CPO yang naik 55,8 persen dan harga timah yang melonjak 72,7 persen.
Sementara dari segi permintaan, Mendag memandang penting melihat kegiatan dari pemulihan ekonomi di negara tujuan ekspor utama Indonesia, misalnya Tiongkok.
Menurut Lutfi, impor Tiongkok meningkat 33,1 persen pada Agustus 2021 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, impor India juga tumbuh 51,5 persen, dan impor Vietnam naik 21 persen pada periode yang sama. (Kmb/Balipost)