TABANAN, BALIPOST.com – TPA Mandung yang berlokasi di Desa Sembung Gede, Kerambitan sudah dalam kondisi overload. Salah satu upaya yang kini tengah gencar dilakukan adalah pengelolaan sampah berbasis sumber di desa dan desa adat.
Bahkan, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya menargetkan di 2022, seluruh desa akan memiliki TPS 3R. Sebanyak 90 desa akan dilengkapi dengan TPS 3R ini.
“Dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos atau TPS 3R pada tahun 2021 sudah mencapai 43 desa (32 persen) dengan pendanaan dari APBD dan dana desa di Tabanan,” terangnya dalam koordinasi pimpinan daerah se-Bali dengan Gubernur Bali, Jumat (17/9).
Bupati Sanjaya juga mengatakan, sejumlah kendala masih ditemui dalam upaya pengentasan sampah. Seperti, biaya operasional TPS 3R dari dana desa yang masih dinilai minim, pemilihan sampah berbasis sumber yang belum optimal, serta sulitnya mendapat tenaga kerja yang bersedia untuk mengelola TPS 3R.
Termasuk, Tabanan saat ini belum memiliki teknologi pengelolaan sampah untuk pembuatan kompos yang berkualitas dan terstandarisasi. “Kendala inilah yang jadi perhatian khusus kami di Tabanan untuk terus ditingkatkan sehingga program pengolahan sampah berbasis sumber bisa terealisasi dengan baik nantinya,”ucapnya.
Tak hanya penyediaan TPS 3R, nantinya juga akan dirancang kegiatan esktrakulikuler untuk anak PAUD, SD dan SMP sebagai upata menumbuhkan karakter dan jati diri Kerti Bali. Termasuk juga akan mengarah pada pertanian organik untuk komoditi padi, kopi, manggis. “Kami juga akan lakukan pendataan nilai-nilai kearifan local, situs dan ritus melalui data guna desa yang presisi,” terangnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Tabanan, I Made Subagia menjelaskan, banyak faktor menyebabkan pengolahan sampah belum maksimal. Mulai dari rendahnya kesadaran masyarakat melakukan pemilahan dari sumber, sampai dengan faktor ketersediaan lahan yang dimiliki desa untuk bisa membangun TPS 3R.
Volume sampah tiap harinya yang masuk ke TPA Mandung sekitar 90 ton per hari. “Sangat overload sekarang, kondisi ini terjadi semenjak pandemi. Tumpukan sampah yang dibawa ke TPA dari 90-100 ton. Kita sangat perlu untuk mengelola sampah berbasis sumber itu,” terangnya. (Puspawati/balipost)