SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster optimis pengerjaan proyek normalisasi (pekerjaan pengendalian banjir) Tukad Unda bisa berjalan sesuai jadwal, bahkan lebih cepat. Ini menjadi langkah awal sebelum dimulainya pembangunan Pusat Kebudayaan Bali.
“Proses pengerjaan normalisasi saat ini sudah hampir mencapai 58 persen atau lebih cepat dari target 44 persen. Jadi melebihi target, dan akhir tahun ini diperkirakan sudah 70 persen,” tandas Gubernur Koster saat meninjau langsung lokasi normalisasi Tukad Unda di Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, Minggu (19/9) siang.
Gubernur Koster, menegaskan apabila melihat progres normalisasi di lapangan, bukan mustahil pengerjaan proyek akan jauh lebih cepat dari target selesai pada akhir 2022. Kendati demikian, pembangunannya akan ditata lebih baik lagi agar harmonis dengan zona pusat kebudayaan Bali yang akan mulai dibangun 2022, dan diharapkan selesai pada 2023.
Sebab, proyek ini bertujuan untuk Pengendalian Banjir dan melakukan perlindungan wilayah sepanjang Daerah Aliran Sungai Tukad Unda. Sehingga akan mampu menurunkan risiko bencana di wilayah Kabupaten Klungkung tersebut.
Terkait pembebasan lahan 234 hektar lahan milik warga, lanjut Gubernur Koster akan selesai dalam beberapa bulan kedepan yang dilanjutkan dengan pematangan lahan mulai bulan Oktober. Bahkan, pihaknya optimis awal tahun pematangan lahan selesai dan lanjut pembangunan fisik di zona inti.
“Kita akan mendapatkan pasir kerukan dari proyek pelabuhan Benoa, sehingga saya sangat diringankan dalam beban biaya. Tidak (perlu,red) lagi beli tanah atau pasir dari luar, tapi dari bantuan Pelindo III. Kalau beli (tanah urug, red) bisa Rp 500 miliar lebih biayanya,” tandas Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan guna penyelesaian pekerjaan ini pemerintah pusat menggelontorkan dana sebesar Rp 241,4 miliar dari APBN 2020-2022 untuk konstruksi. Sedangkan Provinsi Bali menyediakan anggaran ganti rugi tanah Rp 74,7 miliar dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali 2020.
Anggarannya proyek ini terpisah dengan anggaran proyek pembangunan Pusat Kebudayaan Bali dengan anggarannya sebesar Rp 2,5 triliun yang merupakan pinjaman Pemprov Bali dari dana Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah pusat.m
Secara konsep, dijelaskan bahwa nantinya Pusat Kebudayaan Bali akan terdiri dari zona inti yang dilengkapi panggung terbuka berkapasitas 15.000 orang, panggung tertutup, Bali International Convention Center hingga 12 museum tematik. Pusat Kebudayaan Bali juga disertai area pendukung, seperti hotel, dan pusat perbelanjaan, danau estuary DAM (embung), kawasan marina, taman hutan raya dan rekreasi.
Lalu dilengkapi pula dengan kawasan penyangga termasuk sungai buatan dan secara total luas lahannya mencakup 320 hektare. “Ini merupakan kawasan yang paling lengkap, yang tidak ada di dunia. Sebuah karya monumental dalam mengimplementasikan filosofi dan visi pembangunan Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana serta pengimplimentasian nilai-nilai sad kertih,” pungkasnya. (kmb/balipost)