Erick Thohir melihat salah satu startup yang ada di Bali saat pertemuan dengan industri digital dan startup di Bali, Minggu (19/9). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam pertemuannya dengan industri digital dan startup di Bali, Menteri BUMN, Erick Thohir menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi melahirkan puluhan unicorn yang merupakan startup atau perusahaan rintisan dengan nilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14,25 triliun. Hal ini diungkapnya, Minggu (19/9), saat melakukan diskusi dengan pelaku startup digital dan inkubator bisnis di STMIK Primakara.

Menteri Erick mengatakan saat ini baru ada 5 unicorn. “Tapi dari 5 potensinya ke 25,” katanya, dikutip dalam rilis yang diterima.

Ia mengungkapkan jumlah unicorn di Indonesia masih kalah jauh dengan negara lain, seperti China dengan 107 unicorn dan Amerika Serikat mempunyai lebih dari 200 unicorn. “Masak kita tidak bisa seperempatnya,” katanya.

Ia juga menyoroti selama ini banyak unicorn yang mendapatkan pendanaan atau investasi pihak asing. “Itu bukan salah asing tapi salah kita. Maka kita coba list siapa yang future unicorn, founder-nya orang Indonesia tapi pembiayaan terbesarnya juga dari Indonesia. Kita mapping dalam dua mingguan ini,” paparnya.

Selain berharap semakin banyak investasi dalam negeri di startup Indonesia, Erick juga berharap talenta digital yang bekerja di unicorn Indonesia juga agar mayoritas dari dalam negeri bukan talenta asing.

Baca juga:  PMI Asal Bangli yang Sakit di Turki Akhirnya Pulang

“Jangan sampai ada unicorn tapi yang kerja bukan orang Indonesia. Jangan terus outsource ke India, Rusia dan negara lain. Kita tidak mau begitu,” ungkapnya.

Di sisi lain, ia menegaskan BUMN mendukung investasi di perusahaan startup menjadi bagian besar program transformasi BUMN. “Kita akan support besar-besaran startup di Indonesia dengan kekuatan investasi,” tegasnya.

Salah satu bentuk KPI (Key Performance Indicator) BUMN adalah berinvestasi di 50 perusahaan startup. Karenanya BUMN belakangan banyak membentuk venture capital dan gencar berinvestasi pada startup.

Ia lantas merinci beberapa nama BUMN dan jumlah startup yang sudah mendapatkan investasi dari BUMN. “Telkomsel 15, BRI 15, Mandiri Capital 15, saya juga berikan kesempatan BNI untuk mulai masuk tapi cukup 5. Karena kebiasaan BUMN kalau diberikan banyak semua ikut investasi. Nanti startup kebakaran semua (bakar uang),” papar Erick Thohir.

Ia mengungkapkan pada minggu kedua Desember 2021 rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas dorongan Kementerian BUMN akan meluncurkan progam besar terkait dengan startup. “Setelah launching kita akan training 10 ribu startup agar berkelanjutan. Lalu undang 10 top investor,” ungkapnya.

Laporan CB Insights pada Juli 2021 bertajuk ‘The Complete List of Unicorn Companies’ menunjukkan saat ini Indonesia memiliki tujuh unicorn. Gojek masih menjadi satu-satunya decacorn di Indonesia dengan valuasi lebih dari US$ 10 miliar. J&T menyusul di bawahnya sebagai unicorn dengan valuasi mencapai US$ 7,8 miliar.

Baca juga:  Bali Tangani COVID-19 dengan Libatkan Desa Adat

Tokopedia dan Bukalapak tercatat memiliki valuasi masing-masing sebesar US$ 7 miliar dan 3,5 miliar. Sedangkan, valuasi OVO diperkirakan sebesar US$ 2,9 miliar dan OnlinePajak dengan valuasi sebesar US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 24,63 triliun (kurs Rp 14.493/US$).

Terbaru Xendit, perusahaan infrastruktur pembayaran mengumumkan perolehan pendanaan Seri-C senilai Rp 2,1 triliun atau setara 150 juta dollar AS. Perolehan itu menjadikan Xendit sebagai startup unicorn terbaru di Indonesia.

Ketua STMIK Primakara Made Artana mengungkapkan dengan terpuruknya industri pariwisata, saat ini sudah terbangun kesadaran bersama bahwa sangat perlu bagi Bali untuk membangun industri-industri pendamping. “Industri Kreatif Digital adalah salah satu industri yang dapat dikembangkan mengingat ini adalah industri yang akan terus berkembang di masa depan,” katanya.

Untuk itulah pihaknya meminta dukungan Menteri BUMN agar melirik dan mendukung pengembangan industri digital di Bali. “Ini gayung bersambut dengan program Kementerian BUMN karena menurut beliau UMKM harus didorong tapi startup digital juga harus didorong-habis-habisan,” ungkap Artana.

Baca juga:  Fantastis! Setoran BRI ke Kas Negara Tembus Rp192,06 Triliun

Di sisi lain, Bali memiliki potensi yang besar mengingat Bali ada dalam lingkungan pergaulan internasional dengan puluhan hingga ratusan ribu digital nomad,ada banyak direct flight ke kota-kota besar dunia, infrastruktur yang memadai, kualitas hidup yang baik, balance life dalam nuansa alam yang indah dan biaya hidup yang relatif rendah. Bali juga memiliki banyak talenta kreatif yang tumbuh dalam budaya kreatif.

Untuk menguatkan ekosistem startup di Bali, STMIK Primakara menginisiasi event Bali Startup Summit yang rencananya akan diselenggaran November 2021 mendatang yang mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia. Bentuk kegiatan Bali Startup Summit ini berupa eksebisi, pameran startup, pitching kepada investor, seminar, talkshow dan lainnya,

“Bali Startup Summit diharapkan menjadi puncak dari kegiatan startup di Bali dalam satu tahun. Event ini sifatnya nasional tapi kita berikan slot khusus 50 persen untuk pelaku sartup di Bali agar ada mix nasional dan Bali,” terang Artana.

STMIK Primakara sejak 7 tahun terakhir secara regular menyelenggarakan event-event Startup di Bali yaitu seperti StartUp Camp, Bali StartUp Expo dan Global Games Jam. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *