JAKARTA, BALIPOST.com – Pasca integrasi ekosistem ultra mikro nasional dalam satu sistem melalui Holding Ultra Mikro (UMi), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan semakin fokus di segmen mikro. Integrasi yang melibatkan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM itu pun akan menjadi proses value creation khususnya bagi grass root ekonomi.
Terbentuknya sinergi dalam ekosistem ultra mikro akan memperkuat sumber pertumbuhan BRI yang sustainable ke depan sehingga akan memberikan value kepada para stakeholders terutama para pemegang saham BRI. Oleh karena itu, sudah selayaknya bahwa pemegang saham BRI ke depan didorong oleh para pemegang saham ritel terutama yang berasal dari para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dan juga para pekerja BRI.
Hal ini tentunya akan memperkuat proposisi bahwa pertumbuhan bisnis yang berasal dari segmen mikro dan dikelola oleh ekosistem di segmen mikro akan memberikan value untuk para pelaku segmen ini juga.
Peningkatan kepemilikan saham BBRI oleh seluruh pekerjanya, penting untuk meningkatkan engagement pekerja untuk memajukan perusahaan.
Sedangkan kepemilikan (saham) oleh para pelaku UMKM tentunya juga dapat menciptakan loyalitas nasabah karena BRI secara konsisten memberdayakan usaha atau bisnis mikro Indonesia. Fokus dan keperkasaan BRI di segmen Mikro ini diungkapkan oleh Pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi dan Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.
Edhi mengatakan, hadirnya Holding UMi memang menjadi salah satu langkah tepat bagi BRI untuk memberikan nilai lebih bagi segmen mikro termasuk UMi di dalamnya, yang selama ini menjadi tulang punggung bank dengan jaringan terluas di Tanah Air itu. Pun demikian nilai tambah BRI akan pula didapatkan investor di pasar modal melalui potensi bisnis segmen mikro dan ultra mikro yang menjanjikan di masa mendatang.
Pasalnya, kehadiran Holding UMi akan memacu kinerja fundamental perseroan maupun apresiasi investor terhadap saham BBRI. Holding UMi menjadi salah satu cara bagi BBRI untuk menyasar pertumbuhan baru di masa depan. Adapun segmen mikro BRI, kata Edhi, selama pandemi tetap menunjukkan keperkasaannya.
“Selama pandemi mereka (BRI) berhasil membuat sektor mikronya itu tidak terguncang. Dari kondisi itu, BRI menunjukkan bahwa dia sangat profesional dalam mengelola bisnis mikronya. Jadi memang itu yang harus ditonjolkan oleh BRI karena memang expertise BRI ada di situ,” ujar Edhi.
Dengan sokongan Pegadaian dan PNM, lanjut dia, BRI akan semakin tangguh di segmen mikro ke depan. Hal itu pun menjadi langkah yang sangat tepat untuk perluasan pemberdayaan dan penguatan segmen UMKM dan UMi nasional di masa datang.
Dia memetakan potensi bisnis PNM dan Pegadaian yang selama ini sudah punya captive market sendiri. Kemudian PNM, Pegadaian dan BRI akan menggarap market yang selama ini tidak punya akses ke bank dengan sinergi dan model bisnis masing-masing yang selama ini sudah kuat di masing-masing industrinya.
Pihaknya menyebut, Holding UMi memberikan nilai serta manfaat signifikan bagi negara dan akan dinikmati masyarakat luas. Pasalnya, Holding UMi akan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan juga menjaganya tetap baik ke depan.
Ke depan bisa menghasilkan revenue yang signifikan (bagi BRI). Di sisi lain ketika UMKM lebih berdaya jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan akan turun. “Artinya kelas menengah akan naik. Nantinya mungkin bisa menambah pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2%-0,3%,” ujarnya.
Dia menambahkan, kehadiran Holding UMi selain membuat ekonomi Indonesia lebih solid, akan pula mendorong literasi finansial dan banking di masyarakat yang paling bawah meningkat.
Terpisah, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, Holding UMi akan menjadi competitive advantage bagi BRI selaku induk untuk dapat lebih kuat lagi memaksimalkan kinerjanya di segmen mikro nasional. “BRI memiliki basis pasar mikro yang luas dan margin untuk segmen ini masih cukup menarik. Kehadiran Holding UMi memaksimalkannya dengan cross selling dan pertukaran database nasabah potensial,” ungkapnya.
Lagi pula, Trioksa menuturkan segmen mikro merupakan segmen yang kerap mendapat perhatian dan insentif dari pemerintah serta erat bersentuhan dengan masyarakat kecil. Segmen ini mendapat stimulus untuk pemulihan kinerja yang cepat demi mengatrol pertumbuhan ekonomi.
“Secara umum, segmen mikro pun masih tergolong dapat bertahan di tengah pandemi, dan bahkan terus diberi stimulus dan kemudahan dalam melakukan kegiatan usahanya,” ujar Trioksa.
Ia meyakini, kehadiran Holding UMi membawa manfaat dan nilai lebih bagi semua pemangku kepentingan. Baik itu pemerintah, BRI, pelaku UMKM, investor dan masyarakat secara umum.
Di sisi lain, bisnis mikro sendiri menjadi penopang utama kinerja BRI. Hingga akhir Juni 2021 tercatat portofolio kredit segmen mikro BRI setara dengan 39,44 persen dari seluruh kredit BRI. BRI pun telah menargetkan pertumbuhan kredit mikro menjadi sebesar 45% dari total portofolio kredit pada 2025. (Adv/balipost)