DENPASAR, BALIPOST.com – Satu-satunya atlet taekwondo pelatnas Ni Kadek Heni Prikasih terbang dari Jakarta menuju Papua, pada Senin (27/9). Sementara, atlet PON lainnya bertolak dari Bali juga pada Senin (27/9), dan transit di Ibu Kota.
“Jadi, kami bertemu Heni Prikasih di Bandara Soekarno Hatta, kemudian berangkat bareng menuju Bumi Cendrawasih,” tegas pelatih PON Bali Sandiaz Antonio, di Denpasar, Kamis (23/9).
Dia mengakui, saat ini taekwondoin asuhannya tinggal menjaga kondisi, agar tetap fit dan bugar. “Atlet lain seperti M. Abdurahman Wahyu yang sebelumnya berlatih di luar Bali, kini sudah bergabung di TC sentralisasi,” terang Sandiaz.
Menurut dia, Wahyu merupakan satu-satunya atlet yang turun di nomor kerapian teknik (poomsae), sedangkan atlet lainnya berlaga di nomor tarung (kyorugi). “Kami ditargetkan KONI Bali merebut sekeping emas, dan mudah-mudahan bisa terwujud,” ucapnya.
Dikemukakan, atlet asuhannya berlatih di Padangsambian, dan saat ini anak-anak memasuki jaga kondisi, berikut menjaga feeling-nya. “Kondisi anak-anak sudah siap tempur,” ujarnya.
Yang membanggakan, taekwondoin PON sempat berlatih tanding meladeni atlet PON provinsi lain di GOR Purna Krida, Kerobokan, Juni. “Saya kira anak-anak sudah memiliki pengalaman bertanding meladeni atlet PON,” tuturnya.
Apalagi, lawan yang dihadapi berdatangan dari Jatim, Kaltim, Sulsel, DKI, Sulteng, DIY, NTT, NTB, Jambi dan Papua. Ia menjelaskan, bagi atlet di kelas yang sama akan diadu melawan atlet provinsi lain, dengan sistem saling bertemu. “Walaupun tidak ditentukan juaranya, tetapi minimal anak-anak punya pengalaman dan mengetahui gaya bertarung lawannya,” cetusnya. (Daniel Fajry/balipost)