Para komunter dengan mengenakan masker tiba di Stasiun Shinagawa pada awal hari kerja di tengah wabah virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). (BP/Ant)

TOKYO, BALIPOST.com – Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura pada Jumat (24/9) mengatakan, situasi kasus COVID-19 di Jepang membaik sehingga status darurat dapat segera dicabut di sebagian besar wilayah di negara tersebut.

Tingkat rawat inap dan ketersediaan tempat tidur pasien di rumah sakit akan menjadi faktor penentu apakah keadaan darurat yang berlaku di Tokyo dan sebagian besar wilayah di Jepang dapat dicabut pada akhir September, kata Menkes Tamura kepada wartawan. “Setelah mendengar pendapat para ahli, kabinet (Jepang) akan membuat keputusan akhir,” ujarnya dikutip dari kantor berita Antara.

Baca juga:  Otoritas Beijing Segera Cabut Kebijakan Lockdown

Varian Delta memicu gelombang kelima COVID-19 di Jepang yang mendorong kasus infeksi ke tingkat rekor pada Agustus. Untuk mencegah rumah sakit kewalahan, pemerintah Jepang memperpanjang masa pembatasan darurat yang mencakup sekitar 80 persen populasi hingga akhir September.

Dengan pembatasan itu, restoran-restoran diminta agar tutup lebih awal dan tidak menyajikan alkohol. Para warga pun diimbau untuk sebisa mungkin bekerja dari rumah dan tidak bepergian. Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk menggunakan pemeriksaan status vaksinasi atau hasil negatif COVID-19 sebagai cara untuk melonggarkan pembatasan pada pembukaan bisnis dan mobilitas warga.

Baca juga:  Diatur, Sumbangan Perseorangan di Pilkada 2024

Sebuah proyek demonstrasi untuk sistem konfirmasi vaksin akan dilakukan di 13 prefektur, kata Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura pada Jumat, seperti dikutip media berita Jiji. Kasus baru COVID-19 harian di Tokyo telah menurun menjadi sekitar 550 kasus dalam beberapa hari terakhir, yakni sepersepuluh dari jumlah kasus pada puncak wabah pada Agustus.

Dalam pertemuan para ahli kesehatan pada Jumat, Gubernur Tokyo Yuriko Koike menekankan pentingnya untuk menaikkan tingkat vaksinasi.

Baca juga:  Jokowi Ciutkan Pilihan Cawapres dari 10 Jadi 5

Dia menyebutkan bahwa sekitar 80 persen kematian akibat COVID-19 di Tokyo sejak Agustus terjadi di antara orang-orang yang tidak divaksin. “Jika jumlah kasus baru COVID-19 mulai meningkat, dikhawatirkan sistem kesehatan akan berada dalam situasi krisis lagi,” katanya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *