GIANYAR, BALIPOST.com – Uji coba pembukaan “border” Bali untuk wisatawan mancanegara kembali mengemuka belakangan ini. Kali ini, pusat berencana membukanya pada Oktober 2021.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun sudah berkoordinasi dengan Bali terkait rencana baru ini. Nantinya, kesiapan dibukanya pariwisata Bali ini akan dibawa dalam rapat tingkat menteri. “Ketika disepakati dalam rapat menteri dan diputuskan Presiden, Oktober 2021 diharapkan mulai uji coba open border pariwisata Bali,” ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di sela-sela Workshop Inovasi dan Kewirausahaan Kabupaten/Kota Kreatif di Amphiteater Bali Purnati, Batuan, Gianyar, Sabtu (25/9).
Menparekraf menyampaikan sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga sudah menyampaikan harapan pariwisata Bali bisa diujicobakan untuk open border pada Oktober. Terkait wisatawan mancanegara yang bisa berlibur ke Bali, Menparekraf menjelaskan pemerintah sedang memfinalisasikan ada beberapa negara yang kasus covidnya harus dipantau. “Mohon bersabar kita pastikan kewaspadaan, kesehatan masyarakat Bali yang kita jaga,” ucapnya.
Sandiaga memaparkan pembukaan pariwisata mesti didukung dengan program ekonomi kreatif. Dalam rangka mendukung pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia, Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif pada Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf menyelenggarakan kegiatan Workshop Inovasi dan Kewirausahaan.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan inovasi bagi para pelaku ekonomi kreatif di Gianyar. Pada tahun 2021, Kemenparekraf memiliki target untuk melaksanakan workshop di 25 kabupaten/kota dan Kabupaten Gianyar adalah lokasi ke-14 dari rangkaian kegiatan tersebut. “Ekonomi kreatif yang akan membuka lapangan kerja seluas-seluasnya, Kita siapkan pembukaan pariwisata bali dengan protokol kesehatan disiplin,” tegasnya.
Wakil Bupati Gianyar, AA Gde Mayun mengatakan Gianyar tergantung hampir 90 persen dari pariwisata.
Ia pun mengatakan akibat pandemi COVID-19, pendapatan daerah “terjun bebas” karena lesunya pariwisata. (Wirnaya/balipost)