DENPASAR, BALIPOST.com – Bali sudah siap menyambut wisatawan mancangera (wisman). Hal ini tidak hanya dilihat dari faktor internal, namun juga dari berbagai faktor pendukung yang memungkinkan pembukaan pariwisata Bali untuk wisman dalam waktu dekat. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Minggu (26/9).
Ia mengatakan Bali akan menjadi tuan rumah dari G20 Summit yang rencananya akan digelar tahun depan. “Tentu even-even tersebut harus dijadikan momentum agar masyarakat dunia bisa percaya akan kondisi penanganan Covid-19 di Bali telah berjalan baik,” kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini.
Cok Ace yang juga Ketua PHRI Provinsi Bali, mengatakan bahwa capaian Bali dalam menanggulangi penyebaran virus Covid-19 di Bali, terutama dari segi kesehatan, Bali telah menjadi salah satu Provinsi dengan capaian vaksinasi yang paling tinggi di Indoensia. Data terakhir capaian vaksinasi di Bali sudah mencapai hampir 97% untuk vaksinasi pertama dan lebih dari 73% untuk vaksinasi kedua. Dan saat ini program vaksinasi akan terus digenjot agar bulan September atau paling lambat awal bulan Oktober bisa tuntas, baik vaksin dosis pertama maupun kedua.
Untuk fasilitas kesehatan, diakui bahwa Bali sudah disiapkan dengan begitu matang. Terdapat sekitar 62 Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 dan 25 laboratorium PCR dengan kemampuan mengetes sampel lebih dari 4.000 per hari. Selain itu, tenaga kesehatan, obat-obatan hingga oksigen juga sudah sangat memadai di Bali.
Bahkan, dikatakan bahwa saat ini Pemerintah telah menyiapkan grand design skema wisatawan mancanegara di Bali. Dalam grand design tersebut mengatur skema wisatawan mulai dari pintu kedatangan, testing, dan bagi yang positif akan dirujuk ke RS.
Sementara yang negatif melanjutkan perjalanan ke hotel karantina, skema berwisata hingga keberangkatan ke negara asal. Tidak hanya itu, untuk menjamin keamanan pemerintah telah menjalin kerjasama dengan TNI/Polri untuk menjaga secara ketat pintu-pintu masuk Bali, baik di bandara maupun pelabuhan. “Sehingga orang-orang yang masuk ke Bali benar-benar steril dan bebas dari Covid-19,” tegasnya.
Ia mengatakan pelaku pariwisata juga telah menyiapkan diri dengan baik apabila pariwisata Bali untuk wisman dibuka. Lebih dari 2.000 hotel, restoran dan destinasi pariwisata sudah mengantongi sertifikat CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan rencananya 1.200 lagi akan menyusul.
Sementara untuk pelaku pariwisata hingga karyawannya juga rata-rata sudah divaksin dosis kedua. “Bahkan saat ini kami tengah menggenjot pemakaian aplikasi PeduliLindungi di setiap tempat umum di Bali,” tandas Cok Ace.
Melihat perkembangan kasus Covid-19 yang fluktuatif, negara asal wisman kemungkinan akan dipilih secara selektif. “Kami sudah mencatat beberapa negara berdasarkan length of stay di Bali. Ada sekitar empat negara, yaitu Amerika, Inggris, Jerman dan Rusia yang rata-rata tinggal di Bali 2 minggu. Tapi itu juga tergantung regulasi, karena itu kita harus benar-benar menyiapkan,” jelasnya.
Lebih dari itu, Wagub juga mengatakan persiapan internal saat ini benar-benar harus dikebut agar bisa membuka pariwisata Bali. Seperti kebijakan regulasi dalam Permenkumham Nomor 34 Tahun 2021.
Pemerintah juga harus menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi kemungkinan terburuk. “Kita harus siapkan plan A, plan B dan seterusnya. Tentu saja kita tidak ingin seperti negara lain seperti Singapura, yang awalnya sudah mau berdamai dengan COVID-19 namun sekarang menghadapi situasi buruk lagi,” pungkasnya. (Winatha/balipost)