NEGARA, BALIPOST.com- SMA dan SMK di Kabupaten Jembrana awal Oktober ini akan mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di masa PPKM Level III. MKKS SMA dan SMK sepakat menetapkan PTM pertama pada Senin (4/9).
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Jembrana, I Putu Prapta Arya, Senin (27/9) mengatakan sesuai hasil koordinasi 13 SMA se-Jembrana, 20 September lalu, disepakati untuk PTM di Kabupaten Jembrana dimulai Senin depan, 4 Oktober 2021. “Kita sepakati mulai hari Senin depan (4 Oktober), PTM SMA sudah mulai dilakukan,” terang Prapta Arya.
PTM yang dilaksanakan mengikuti sesuai dengan petunjuk teknis dari pusat. Dilakukan terbatas, teknis dari sekolah. Dalam satu hari PTM dibagi menjadi dua sesi.
Satu sesi pembelajaran selama 1,5 jam untuk tiga mata pelajaran. Dan di antara sesi pertama dan kedua, ada jeda agar tidak saling bertemu di sekolah.
Seluruh kegiatan pembelajaran akan selesai pukul 12.00 Wita. Dan setiap hari, sekolah akan melakukan sterilisasi areal sekolah dengan penyemprotan disinfektan.
Sebanyak 13 SMA yang melaksanakan PTM di Jembrana meliputi delapan SMA Negeri dan enam SMA swasta. Selain itu, terdapat 9 SMK dari Melaya hingga Pekutatan. Sebanyak 5 di antaranya SMK Negeri dan 4 SMK swasta
Ketua MKKS SMK Kabupaten Jembrana, I Putu Wardana, mengatakan dari 9 SMK di Jembrana sudah sepakat untuk mulai PTM tanggal 4 Oktober mendatang. Teknis pengaturan siswa yang masuk juga diserahkan untuk sekolah.
Seperti di SMKN 1 Negara, yang memiliki ribuan siswa, menurutnya tetap dibagi menjadi dua sesi, tetapi tidak semua masuk per kelas. “Karena kita jumlahnya banyak, tentu kita sesuaikan agar tidak banyak. Jadi kita tetap kombinasikan antara luring dan daring, begitu juga guru juga kita sesuaikan yang melakukan PTM dan daring,” terang Wardana.
Khusus di SMKN 1 Negara, sekolah menekankan untuk mengejar target vaksinasi siswa. Saat ini menurutnya, untuk siswa di SMKN 1 Negara dosis I sudah mencapai 99 persen. Sedangkan dosis II, 97 persen. “Kita berharap agar semuanya 100 persen. Kalau guru sudah 100 persen. Sebelum tatap muka, kita juga meminta persetujuan dari wali atau orangtua siswa. Sekolah tidak memaksa untuk PTM, karena itu kita tetap terapkan daring dan luring,” tambah Wardana. (Surya Dharma/balipost)