Luhut B. Pandjaitan. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Luhut Binsar Pandjaitan datang ke Polda Metro Jaya, Senin (27/9). Ia  merampungkan klarifikasi oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan pencemaran nama baik dirinya oleh Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.

Luhut yang menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) ini mengingatkan untuk tidak menggunakan dalih kebebasan berekspresi, namun menyusahkan orang lain. “Ini saya kira penting. Jadi, pembelajaran untuk semua jangan sembarang ngomong. Jangan berdalih hak asasi manusia atau kebebasan berekspresi yang membuat orang lain jadi susah, tidak boleh begitu,” kata Luhut di Jakarta, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  BIAS 2024, Indonesia Kukuhkan Posisi di Industri Kedirgantaraan Asia Pasifik

Luhut mengungkapkan siapa saja mempunyai hak asasi manusia untuk membicarakan seseorang. Namun, ia juga mengingatkan bahwa orang yang menjadi bahan pembicaraan juga mempunyai hak asasi manusia yang sama.

“Jadi, jangan mengatakan hak asasi yang ngomong saja, hak asasi yang ‘diomongin’ juga kan ada. Jadi, saya juga tidak ingin anak cucu saya merasa bahwa saya sebagai orang tua, kakek, membuat kecurangan di Papua yang saya tidak pernah lakukan,” ujarnya.

Baca juga:  Libur Nataru, Diperkirakan Hampir 20 Juta Orang Melakukan Perjalanan di Jawa-Bali

Lebih lanjut luhut mengatakan dirinya akan mengikuti proses hukum kasus ini hingga selesai demi menjaga nama baiknya. “Sekali lagi saya ingatkan aja, jangan sekali-kali kita berlindung kepada hak asasi atau kebebasan berekspresi, yang bisa menciderai orang dan saya tidak akan berhenti, saya ulangi, saya tidak akan berhenti saya membuktikan bahwa saya benar,” pungkasnya.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti lantaran unggahan video berjudul ‘Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya’ yang diunggah di akun Youtube Haris Azhar. Video tersebut membahas laporan sejumlah organisasi termasuk KontraS tentang bisnis para pejabat atau purnawirawan TNI di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi wilayah Intan Jaya, Papua.

Baca juga:  Pengamanan KTT G20, Menko Luhut : Tidak Ada Ruang untuk Membuat Kesalahan

Laporan Luhut Binsar Pandjaitan tersebut telah diterima dan terdaftar dengan nomor laporan polisi: STTLP/B/4702/IX/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA tanggal 22 September 2021. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *