(BP/Dokumen BRI)

BUKIT TINGGI, BALIPOST.com – Yosi Irawati (43) asal Bukit Tinggi Sumatera Barat memilih berhenti dari pekerjaannya dan memutuskan untuk membuka usaha kecil-kecilan. Pada 2016 silam, pasca melahirkan anak ketiganya, Yosi memulai usahanya dengan menjual pakaian anak-anak hingga perlengkapan dapur.

“Saya sudah terbiasa bekerja jadi bingung mau ngapain di rumah, saya coba untuk usaha kecil-kecilan,” kata Yosi.

Namun setelah beberapa lama menjalankan berbagai usaha tersebut, Yosi merasa tidak ada kemajuan yang signifikan. Yosi mencoba mencari peluang bisnis yang baru.

Dia merasa tertarik dengan usaha kain songket. Keinginan ada di dalam dirinya, namun modal belum di tangan. Yosi memutuskan menabung untuk membeli satu batang kain songket seharga Rp 2,5 juta.

Bermodalkan satu batang kain songket ini, Yosi mulai menawarkan produk tersebut kepada rekan-rekannya. Gayung bersambut, pelanggan pun memberikan respon yang baik hingga seiring berjalannya waktu, usaha songket Yosi pun mulai memperoleh banyak permintaan. “Coba ditawari ke teman-teman kuliah dulu dan ternyata banyak yang minat, disitulah mulai berkembangnya usaha saya,” ujarnya.

Baca juga:  Indonesia Bidik Potensi Perdagangan Emisi Karbon lewat Restorasi Terumbu Karang

Usaha “Bubu Songket” pun kian berkembang dan memiliki banyak peminat. Kini, produk songket sudah dipasarkan keseluruh Indonesia termasuk ke Papua, Kalimantan dan Sulawesi. Untuk pasar ekspor, kami sudah menjangkau Malaysia dan Turki.

Biasanya dalam sebulan, minimal dia mampu menjual 15 kain songket. Harganya dibanderol mulai dari Rp 2,2 juta hingga Rp 8 juta. Dalam sebulan Yosi mampu meraup keuntungan Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per bulan.

Tak dipungkiri, dalam berusaha tentunya akan ada kesulitan yang harus dihadapi. Hal itu juga dialami oleh Yosi pada 2018 yang lalu dimana dia mengalami kesulitan karena keterbatasan modal.

Baca juga:  Pemberdayaan BRI, KWT Kota Pala Ubah Lahan Sempit Jadi Penopang Ketahanan Pangan dan Ekonomi

Kala itu, Bank BRI hadir menjadi penolong bagi usaha songketnya hingga bisa bertahan dan berlanjut sampai saat ini. “Sekitar tahun 2018, saya bekerjasama dengan keluarga suami, namun kini saya sudah berdiri sendiri. Saat mencoba mandiri, awalnya saya mengalami keterbatasan modal yang akhirnya mendapatkan solusi dari BRI untuk merintis usaha songket saya agar lebih maju lagi,” ujarnya.

Yosi sangat terbantu dengan pinjaman yang diberikan BRI, ditambah lagi dengan proses pengajuan yang praktis. “Saya sangat terbantu sekali waktu saya mengajukan. Prosesnya tidak sulit selama dokumen kita lengkap. Saya hanya baru sekali pinjam ke BRI tapi ternyata prosesnya cepat dan mudah,” tambah Yosi.

Kini, Yosi mampu memberdayakan 10 orang masyarakat sekitar. Tujuh orang diantaranya bertugas sebagai perajin tenun songket, sementara sisanya bertugas sebagai penjahit dan packaging. “Jumlah pekerjanya terdiri dari 5 orang perempuan dan 5 orang laki-lakinya,” jelasnya.

Baca juga:  Ini, Alasan BRI Jadi Title Sponsor Liga 1

Selain bantuan modal, Yosi juga mendapatkan bantuan berupa pelatihan dari BRI. Pelatihan mengenai cara memasarkan produk di masa pandemi, peluang ekspor keluar negeri dan lainnya.

Berkat kerja keras dan kemauan yang tinggi untuk belajar hal baru, Yosi akhirnya terpilih oleh BRI untuk tampil di pameran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENUER. Menurut Yosi kesempatan itu merupakan pengalaman yang membanggakan baginya.

“Kemarin pernah ikut pameran BRILianpreneur 2020 di Jakarta secara online. Waktu itu saya diminta mengajukan oleh BRI, setelah melakukan kurasi nyata usaha saya lolos dan bisa ikut pameran online. Pengaruhnya, banyak buyer yang menghubungi saya baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga permintaan terus meningkat,” pungkas Yosi. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *