DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan tim voli pantai pasangan Made Vandim Sanjaya Putra bersama Ketut Ardana. Mereka ini menduduki peringkat IV dalam Pra PON di Jakabaring, Palembang, Sumsel, 2019.
Akan tetapi, persiapan mereka kurang maksimal, saat pandemi COVID-19. Pelatih voli pantai PON Bali Wayan Indrawan, di Denpasar, Senin (27/9) mengakui, asuhannya tanpa latih tanding. “Selama latihan, kami belum pernah uji coba, mengingat dilarang bepergian maupun menjamu lawan dari luar provinsi,” ungkapnya.
Dikemukakan, juara Pra PON Jatim, disusul NTB, kemudian DIY, baru Bali. “Kami hannya mengetahui pola permainan Jatim dan DIY, yang pernah kami ladeni,” ujarnya.
Namun, tim lain yang tangguh belum pernah menjajalnya. “Padahal, tuan rumah Papua otomatis meloloskan 2 tim putra dan 2 tim putri,” tuturnya.
Apalagi, mereka berlatih dua tahun di Nusa Lembongan, dan sebulan lalu balik ke Papua. Tim tuan rumah sudah mencoba lapangan, di Bumi Cendrawasih. “Tim Bali sempat latihan bareng bersama Papua, secara tidak resmi dan tanpa wasit,” katanya.
Indrawan mengkhawatirkan asuhannya belum pernah latih tanding, dan hanya beruji coba melawan tim lokal. “Anak-anak mampu mengatasi tim lokal Bali sebab bukan levelnya. Padahal, saya ingin menjajal tim tangguh, supaya mengetahui kelebihan dan kekurangan anak-anak, sekaligus mengevaluasinya,” ucapnya.
Ia menilai, prestasi voli pantai mengalami penurunan, mulai menduduki peringkat 8 pada PON di Jabar 2016 yang menurunkan pasangan Made Vandim/Putu Juniarta Wibawa. “Sebelumnya, kami merebut perak pada PON di Riau 2012 dan PON di Kaltim 2008,” terangnya.
Meskipun demikian, Indrawan tak berkecil hati, dan tetap mematok target emas. (Daniel Fajry/balipost)