SINGARAJA, BALIPOST.com – Buleleng menjadi basis pertanian di Bali melalui sub sektor perkebunan dengan komoditas Kopi Aribika dan Kopi Robusta. Komoditas ini menjadi salah satu andalan yang mengerakan roda perekonomian di Bali Utara. Apalagi saat pandemi Virus Corona (Covid-19) yang membuat perekonomian dari pariwisata terpuruk, sehingga sektor ini menjadi penolong untuk mengerakkan perekonomian. Untuk itu, pemerintah daerah belakangan menggenjot budidaya kopi dari budidaya, pasca panen dan menciptakan kopi dengan cita rasa khas dari suatu wilayah.
Demikian diungkapkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) saat menghadiri penyerahan bibit kopi kepada petani di Desa Pucak Sari, Kecamatan Busungbiu Senin (27/9) lalu. Bantuan bibit Kopi Arabika sebanyak 300.000 pohon ini bantuan hibah dari Anggota Komisi IV DPR-RI I Made Urip.
Bupati mengatakan, desa di Kecamatan Busungbiu menjadi wilayah sebagai penghasil kopi dengan produksi yang tergolong tinggi. Rata-rata petani di daerah ini mampu menghasilkan kopi antara 2 sampai 3 ton setiap 1 hektar lahan.
Dengan produksi yang mumpuni itu, Bupati dua periode ini meminta agar petani bekerja keras untuk menghasilkan kopi dengan cita rasa khas. Dari sekian banyak desa yang memiliki potensi kopi dianjurkan untuk membuat kopi dengan citarasa tersendiri di wilayah masing-maasing. “Produktivitasnya tinggi, saya tugaskan Distan untuk berkreasi bersama petani untuk menghasilkan hasil produksi kopi yang bisa membuat rasa kopi khas, sehingga ini akan meningkatkan nilai jual kopi yang kita hasilnya,” katanya.
Di sisi lain, terkait bantuan bibit kopi, Bupati berharap petani yang mendapatkan bantuan ini bisa meningkatkan usaha budidayanya. Tidak hanya mengenjot produksi, tetapi hasil akhir yang bernilai tambah. “Buleleng punya tanaman unggul dari sisi cita rasa dan produksi. Topografi memberi keunggulan terhadap komoditas kopi. Dari dataran rendah sampai dataran tinggi 1.200 meter di atas permukaan laut (MDP-red), kemudian jaraknya tidak lebih dari 20 kilometer, sehingga varietas tanaman yang bisa dibudidayakan beragam,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR-RI, Made Urip mengatakan, Buleleng menjadi basis pertanian di Bali melalui sub sektor perkebunan. Potensi ini perlu digenjot dan dipacu sehingga menjadi lebih besar. Salah satu dukungan pengembangan potensi ini adalah mengupayakan untuk mengakses dana dari APBN. Salah satu perjuangannya adalah membantu 300.000 pohon bibit kopi arabika yang diberikan, dibagikan kepada 3 kelompok subak abian dan 1 kelompok tani, dengan jumlah masing-masing 75.000 pohon bibit kopi.
Selain itu, pihaknya juga menyerahkan bantuan sarana pengolahan kopi berupa masing-masing 1 unit alat roasting, penumbuk, dan pengemas. Bantuan ini diterima Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu, Desa Pucaksari. “Memaksimalkan Potensi Kopi Buleleng “Kita harus bergandeng tangan. sehingga potensi yang ada bisa kita kembangkan secara terus menerus dari budidaya sampai pasca panen. akses pemasaran dan pengolahannya juga,” katanya. (Mudiarta/Balipost)