NEGARA, BALIPOST.com – Potensi besar pendapatan asli daerah (PAD) Jembrana dari retribusi khusus perikanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pengambengan belum maksimal. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menduga hal ini dikarenakan ada kebocoran.
Guna mengoptimalkan potensi pendapatan itu, Tamba turun melakukan sosialisasi retribusi di sektor perikanan ke 71 perwakilan nelayan dan pemilik perahu, Selasa (28/9) di Kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Ia menyebut keberadaan TPI menjadi salah satu sumber pendapatan daerah di sektor perikanan tangkap Jembrana.
Namun faktanya, saat ini sumber pendapatan ini belum maksimal digali, karena berbagai persoalan. “Karena itu kami hadir menemui para pemilik kapal dan pedagang ikan guna menyelaraskan keseluruhan elemen tersebut. Sehingga berjalan dengan baik. Namun mengingat ini lingkup yang besar, potensi kebocoran juga tinggi, maka ke depannya kita akan kaji ulang lagi bersama-sama dengan tim penegak hukum sehingga kebocoran-kebocoran ini bisa diminimalisir, baik dari pemilik kapal maupun dari Pemda Jembrana,” katanya.
Tamba juga mengatakan TPI Pengambengan penting karena menjadi pusat untuk masyarakat bekerja. Banyak tenaga kerja yang terserap dan hal itu haruslah dilindungi dengan baik. “Ini harus diselaraskan dengan baik, baik dari pemilik kapal, pedagang ikan dan pemerintah daerah Jembrana termasuk membentuk pola-pola atau mekanisme pembenahan ke arah yang lebih baik,” tambahnya.
Bupati menargetkan pendapatan dari sektor ini akan dinaikkan. Jika berjalan dengan baik, Bupati Tamba sangat optimis pendapatan bisa bertambah 100 persen.
Karena itu, ia berharap kedisiplinan dari petugas penimbang juga harus ditingkatkan. Apalagi, bila kedapatan petugas timbang tersebut ikut bermain curang, tidak segan ditindak tegas. Sanksinya bahkan pemecatan.
Di awal, disebutkannya, pembenahan dilakukan pada penimbangan karena ke depannya pelabuhan akan direvitalisasi menjadi pelabuhan modern. Namun bila ada revitalisasi, bukan berarti tukang panol kehilangan pekerjaan. “Mereka tetap bekerja. Intinya kami ingin PAD Jembrana meningkat dengan berbagai pembenahan,” tegasnya.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan Dan Perikanan Jembrana I Made Maharimbawa menyebutkan pada 2020, jumlah kapal ikan di Jembrana yang beroperasi sebanyak 2.754 unit. Rinciannya Purse Seine sebanyak 39 unit, Bubu 48 unit, Gillnet 956 unit, dan Pancing Ulur 1589 unit serta Pancing Ulur Tanpa Motor sebanyak 51 unit.
Sedangkan jumlah nelayan sebanyak 8.653 orang. Terdiri dari 5.755 orang nelayan utama dan 2.898 orang sebagai nelayan sambilan dan keseluruhan melaut sehari (one day fishing).
Sedangkan terkait produksi, di 2020 tercatat 23.674,81 ton, dimana terjadi penurunan sebesar 7,31 persen atau 1.730,09 ton dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini diakibatkan karena faktor cuaca di Selat Balibyang kurang mendukung. Ini, dilihat hari melaut nelayan pada 2020 sebanyak 316 hari, lebih sedikit 10 hari dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 326 hari. (Surya Dharma/balipost)