MANGUPURA, BALIPOST.com – Angka kasus COVID-19 aktif yang terus menurun dibarengi dengan turunnya level PPKM di Bali, diharapkan tidak dibarengi dengan euforia berlebihan. Termasuk, disarankan jangan dulu membuka pariwisata Bali terlalu lebar. Demikian ditekankan Direktur Rumah Sakit Universitas Udayana Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si., Sp.MK(K) menanggapi rencana dibukanya pariwisata internasional bagi Bali.
Ia mengingatkan pihak terkait supaya tidak terlalu membuka lebar-lebar pariwisata Bali karena berpotensi memunculkan lonjakan kasus COVID-9. Ia mengatakan seleksi dan kehati-hatian diperlukan sehingga tidak menimbulkan gelombang ketiga COVID-19.
Dikatakannya,meski kasus mulai melandai, penerapan protokol kesehatan (prokes) harus terus ditingkatkan. Naiknya mobilitas warga saat ini, dinilainya akan berisiko penularan di tengah masyarakat.
Namun demikian, pihaknya berharap dengan adanya vaksinasi hingga dosis kedua yang sudah mencapai 75 persen, herd immunity atau kekebalan kelompok sudah terbentuk. “Masyarakat juga diharapkan tetap menjaga prokes, untuk menurunkan Covid-19 dan juga mulai dengan inovasi-inovasi di dalam menghindari Covid-19 ini,” katanya, Rabu (29/9).
Diakuinya, meski kasus mulai melandai, diperkirakan lonjakan kasus gelombang ketiga akan terjadi pada Desember 2021 sampai Januari 2022. “Kalau kita lalai, lonjakan itu pasti terjadi. kalau kita taat prokes, tentu lonjakan itu bisa dihindarkan,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, penanganan kasus di RS PTN Unud saat ini juga mulai menunjukkan perbaikan. Dari data yang dimiliki, tingkat hunian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) saat ini sudah mengalami penurunan, yakni sebesar 11 persen. “BOR di RS PTN Unud sudah mulai stabil, begitu juga pemeriksaan PCR sudah mulai menurun,” bebernya.
Sebagai RS Rujukan COVID-19, RS PTN Unud yang memiliki fungsi pelayanan pasien dengan gejala berat, tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik. Dalam hal ini, RS PTN Unud menyediakan tempat isolasi bagi penderita Covid-19, sebanyak 76 persen dan 24 persen untuk non-COVID-19. “Jadi, bila memang terjadi lonjakan kasus, kami siap menampung, bahkan kapasitas tempat tidur akan kembali ditambah,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)