Tangkapan layar peta zonasi Bali selama sebulan terakhir. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 yang dilakukan Bali menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi penyebaran COVID-19. Pada evaluasi zona risiko penyebaran COVID-19 per 26 September yang dipantau di website Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Jumat (1/10), terjadi perbaikan dibandingkan sepekan sebelumnya.

Dari data, zona Bali sudah berubah seluruhnya menjadi berisiko rendah atau kuning. Sembilan kabupaten/kota masuk zona kuning dari seminggu sebelumnya ada 4 yang masih berstatus zona orange.

Jadi dari evaluasi pekan ini, Denpasar, Gianyar, Bangli, dan Badung bergeser ke zona kuning. Sementara itu, 5 kabupaten yang minggu sebelumnya ada di zona kuning masih bertahan, yaitu Jembrana, Karangasem, Buleleng, Klungkung, dan Tabanan.

“Astungkara, semua zona kuning atau risiko rendah,” kata Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Bali, Made Rentin, Jumat (1/10).

Baca juga:  Antisipasi Arus Balik di Gilimanuk, Terminal Kargo Mulai Dioperasikan

Secara keseluruhan, dikatakannya penanganan COVID-19 di Bali terus membaik. Ini terlihat dari jumlah kasus aktif yang konsisten terus menurun. Selain itu, jumlah kematian pasien dan tambahan kasus juga makin landai. “Kasus aktif atau dalam perawatan konsisten tetap turun,” ujarnya.

Pada seminggu terakhir, terjadi penurunan kasus positif sebanyak 26,5 persen. Sedangkan pasien meninggal juga mengalami penurunan dalam periode sama sebesar 25,0 persen. Mayoritas pasien meninggal atau 89,48 persen berasal dari usia di atas 46 tahun.

Penyumbang kasus terbanyak pada pekan ini atau mencapai 51,45 persen adalah Denpasar dan Badung. Untuk kematian, ada 3 kabupaten/kota yang menjadi penyumbang terbanyak dengan komposisi 54,31 persen dari total kematian selama sepekan. Ketiganya adalah Denpasar, Badung, dan Tabanan.

Baca juga:  Mengembalikan Zaman Keemasan Bali

Per Kamis, 30 September, ungkapnya, kasus aktif yang masih ditangani Bali mencapai 1.230 orang. Dari jumlah itu, yang berada di RS Rujukan mendapatkan perawatan medis sebanya 355 orang (28,86 persen). Sementara yang menjalani isolasi terpusat sebanyak 649 orang (52,76 persen) dan isolasi mandiri sebanyak 226 orang (18,38 persen).

Saat ini, jumlah isoter di Bali terus dikurangi seiring menurunnya jumlah orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) COVID-19 yang menjalani isolasi. Terdapat 360 lokasi isoter dengan kapasitas 5.175 bed yang masih dioperasikan. Sudah terisi sebanyak 649 bed (12,54 persen) dan masih tersisa sebanyak 4.255 bed (87,46 persen).

Meski sudah membaik, protokol kesehatan 3 M, kegiatan 3 T (tracing, testing, treatment), serta vaksinasi masih digencarkan. Masyarakat diingatkan untuk tetap menggunakan masker dengan benar jika bepergian, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menjaga jarak serta tidak berkerumun.

Baca juga:  Kegiatan "Wedding" di Bali Mulai Pulih, Perencana Terkendala Naker

Dari sisi vaksinasi, lanjut Rentin, cakupan di Bali sudah mencapai 3.329.370 orang (97,78 persen) untuk dosis 1 dari 3.405.130 orang. Sementara itu, 2.660.776 orang (78,14 persen) sudah menerima dosis ke-2.

Dilihat per kabupaten/kota, realisasi di Denpasar tertinggi dengan cakupan dosis 1 sudah mencapai 138,2 persen dan 102,4 persen untuk dosis kedua. Sedangkan yang terendah capaian vaksinasinya per 30 September adalah Buleleng. Sebanyak 79,0 persen dari target sudah divaksinasi dosis 1 dan 60,0 persen memperoleh dosis kedua. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *