MANGUPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kabupaten Badung, serentak digelar, Jumat (1/10). Salah satunya di SMPN 1 Kuta.
Pada hari pertama, ada sejumlah siswa yang dipulangkan. Mereka saat menjalani pengecekan suhu tubuh, ternyata di atas normal.
Menurut Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Kuta, I Nyoman Dura, SPd., PTMT ini dilakukan selama dua bulan, sambil dilakukan evaluasi. Apabila pelaksanaan PTMT ini sudah berjalan dengan bagus, akan dilanjutkan dengan penerapan PTM New Normal.
Di hari pertama PTMT di SMPN 1 Kuta, katanya, da beberapa siswa yang diminta untuk dijemput kembali oleh orangtuanya. Sebab, saat dicek suhu tubuh, ternyata di atas rata-rata 37,5 derajat celcius.
Bagi siswa yang diketahui suhu tubuhnya di atas rata-rata, guru langsung membawa ke ruang UKS. Mereka akan berada di UKS hingga orangtuanya datang.
Langkah antisipatif ini diambil, untuk memastikan keamanan dari segi kesehatan siswa selama PTMT. “Tadi ada anak yang suhunya diatas normal, merek diarahkan ke UKS sambil menunggu orang tuanya, agar dijemput dan diminta kembali ke rumah untuk istirahat. Kami perkirakan kemungkinan anak tersebut sedang tegang, karena baru mulai PTM. Intinya siswa yang suhu tubuh di atas rata-rata, kami minta dijemput kembali,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan PTMT ini, ada sejumlah orang tua siswa yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTMT. Dari data yang dimiliki untuk siswa kelas 7 ada sebanyak 5 orang, Kelas 8 ada sebanyak 3 orang, dan kelas 9 ada sebanyak 2 orang. Berbagai alasan dan pertimbangan melandasi tidak diizinkannya anak ikut PTMT.
Namun setelah diberikan pemahaman, mereka akhirnya mengizinkan anaknya mengikuti PTMT. “Memang kami akui, kendala yang dihadapi selama ini, tentu pada siswa kelas 7 dan kelas 8. Karena mereka selama pandemi ini, belum pernah mengikuti PTM,” bebernya.
Selama pemberlakuan PTMT ini, yang terpenting kata dia adalah penerapan protokol kesehatan, baik saat siswa baru datang sampai pelaksanaan pembelajaran dan hingga saat siswa pulang sekolah. Dalam penerapan PTMT ini, orangtua yang mengantar, diharapkan tidak masuk ke sekolah. Begitu juga saat menjemput, diharapkan siswa ini langsung pulang ke rumah dan tidak berkerumun. (Yudi Karnaedi/balipost)