MANGUPURA, BALIPOST.com – Seorang pengusaha harus bisa mengikuti kondisi pasar agar bisa bertahan di tengah pandemi. Sejumlah solusinya adalah mengubah model bisnis agar bisa bertahan dan melakukan inovasi. Demikian mengemuka dalam webinar nasional “Kewirausahaan Dalam Kepariwisataan Pasca Pandemi COVID-19” yang digelar Jumat (1/10).
Kegiatan yang digelar Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali dan Junior Chamber International (JCI) Badung Bali ini bertujuan membangun semangat kewirausahaan dalam bidang kepariwisataan. Ada 3 pengusaha di bidang kepariwisataan yang dihadirkan.
CEO dan Cofounder Escotel Group, Muhammad Yusuf Satria yang menangani jaringan perhotelan dengan 17 properti di seluruh Indonesia, mengatakan seorang pengusaha harus bisa mengikuti kondisi pasar agar bisa bertahan di tengah pandemi. “Kita banyak mengubah model bisnis supaya bisa terus bertahan di tengah terpaan dampak pandemi ini,” ucap Yusuf, dalam rilis yang diterima.
Gde Brawiswara Putra, seorang pengusaha dan investor sekaligus presiden JCI Badung Bali, mengamini pernyataan terkait hal ini. Ia menyebut inovasi merupakan kunci untuk bisa mendapatkan peluang di tengah pandemi. “Di tengah tantangan ekonomi, kunci untuk bisa terus bertahan dan mendapatkan keuntungan adalah dengan berinovasi sesuai dengan kondisi yang ada,” tutur Gde.
Sementara itu, Harry D. Nugraha yang merupakan alumni Poltekpar sekaligus founder Ego Global Asia mengungkapkan bahwa bekerja tidak cukup hanya dengan menggunakan ilmu dan pengetahuan saja. Tapi, harus dilengkapi dengan rasa dan hati supaya berhasil.
“Bekerja dengan keterampilan saja itu sudah biasa. Kalau mau sukses, pengusaha sekarang harus bekerja dengan hati dan rasa,” kata Harry.
Direktur Poltekpar Bali, Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes, mengatakan bahwa event ini diharapkan bisa meningkatkan geliat pengusaha di bidang kepariwisataan dalam rangka pemulihan pariwisata pasca Covid-19. “Dengan adanya kegiatan ini, kami harap bisnis kepariwisataan akan segera pulih kembali,” ujarnya. (kmb/balipost)