NEGARA, BALIPOST.com – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas SMA hari pertama dimulai Senin (4/10) pagi. Dalam pelaksanaannya, ada puluhan siswa yang tak mengikuti.
Mereka tidak diizinkan orangtuanya ikut PTM. Alasannya beragam, karena memang khawatir kondisi Covid-19 saat ini yang masuk PPKM level III, juga memang karena sakit dan masih tahap penyembuhan.
Seperti di SMAN 2 Negara, SMAN 1 Pekutatan, dan SMAN 1 Melaya, masing-masing ada belasan siswa yang tidak ikut PTM. Namun mereka tetap mengikuti pelajaran secara jarak jauh atau daring.
Seperti di SMA Negeri 1 Negara, dari total 1.052 siswa, ada 14 siswa yang tidak mendapat persetujuan orang tua/wali. Kepala SMAN 1 Negara, I Putu Prapta Arya mengungkapkan belasan siswa yang tidak mengikuti PTM karena tidak mendapat persetujuan orang tua. “Ada belasan yang tidak ikut, tapi mereka tetap mengikuti pembelajaran daring,” kata Prapta.
Alasan surat tidak setuju itu, dikarenakan masih ragu dan ada yang memang sakit atau menjalani isolasi dan tahap penyembuhan. “Ada beberapa yang masih meragukan, nanti kita akan lakukan home visit untuk memastikan,” katanya.
Sekolah tidak bisa memaksa karena ini memang harus ada persetujuan orangtua/wali. Akan tetapi para siswa yang tidak ikut PTM ini wajib mengikuti pembelajaran online.
Sesuai SOP untuk pengaturan PTM, di atas pukul 12.00 WITA, juga dilakukan pembelajaran online untuk melengkapi kekurangan jam belajar dari PTM terbatas.
Dari pemantauan, di beberapa SMA negeri di Jembrana, rerata ada siswa yang tidak mengikuti PTM terbatas karena tidak setuju. Hanya di SMA 1 Mendoyo dan SMA 2 Mendoyo yang 100 persen setuju dan mengikuti PTM terbatas.
Kepala SMAN 2 Mendoyo, I Komang Winata menyebutkan kebetulan untuk di Mendoyo dari surat persetujuan sebelum dibukanya PTM, seluruh orangtua/wali menyetujui. Surat persetujuan ini wajib dilakukan karena ini berkaitan dengan keinginan siswa atau orangtua. Total ada 812 siswa mengikuti PTM dengan persetujuan dari orangtua/wali. (Surya Dharma/balipost)