MANGUPURA, BALIPOST.com – Setelah dipasangnya QR code PeduliLindungi di 8 akses masuk menuju pantai Kuta, pihak Desa Adat menutup secara permanen 17 akses masuk. Sementara, untuk 3 akses lainnya, hanya ditutup dengan menggunakan papan.
Penutupan akses secara permanen ini, dilakukan dengan menggunakan batako putih, Senin (4/10). Menurut Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista, saat dikonfirmasi, penutupan ini dilakukan untuk mempermudah pengelola dalam melakukan pengawasan pengunjung yang masuk.
Diharapkan dengan penutup ini, dapat ikut membantu mengurangi penyebaran COVID-19 di obyek wisata tersebut. Dikatakan, dari 28 akses masuk, ada 17 akses masuk yang ditutup secara permanen dengan batako.
Tiga akes masuk lainnya, hanya ditutup menggunakan papan.Ini, nantinya digunakan untuk akses para pekerja, khususnya petugas kebersihan yang mengangkut sampah. Sehingga total yang ditutup ada sebanyak 20 akses. “Ada 20 akses ditutup, 17 permanen, 3 dengan sistem buka tutup. Sementara, 8 akses tetap dibuka dan diisi dengan barcode PeduliLindungi,” bebernya.
Nantinya, dengan rampungnya penutupan itu, Wasista berharap seluruh pengunjung yang masuk ke kawasan Pantai Kuta, dapat lebih taat prokes, termasuk juga sudah tervaksinasi tahap dua. Sehingga melalui aplikasi PeduliLindungi, tentu akan bisa diketahui secara pasti kuota pengunjung yang berada di dalam kawasan.
Hal ini juga sebagai dukungan terhadap arahan dari Surat Edaran Gubernur Bali yang melakukan pembukaan obyek wisata pantai dengan dengan kapasitas 50 persen. Hal ini semata untuk mencegah klaster penyebaran COVID-19.
Wasista juga berharap dengan adanya penutupan dan juga pemusatan akses masuk, bisa menjadi masukkan bagi pemerintah Provinsi Bali untuk mengevaluasi kembali penerapan ganjil genap ke area Pantai Kuta. “Kalau masuk dengan barcode PeduliLindungi ini, tentu kita mudah mengetahui kuota yang masuk. Karena setiap barcode PeduliLindungi itu, kapasitasnya hanya 1.000. Dengan kata lain, kalau ada 8 akses masuk dengan barcode, berarti hanya ada 8.000 pengunjung yang masuk,” urai Wasista.
Anggaran untuk menutup permanen belasan akses ini mencapai Rp 12.000.000. Pengerjaannya diharapkan bisa selesai dalam dua hari ini. (Yudi Karnaedi/balipost)