SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kapal Tongkang Barito masih dalam posisi karam di Perairan Jungutbatu, Nusa Penida. Kondisi demikian kian dikeluhkan warga sekitar, karena dikhawatirkan mengganggu aktivitas warga dan kelestarian biota alam bawah laut. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali pun meminta kepada pemilik Kapal Tongkang, agar segera mengevakuasi kapal ini.
Perintah mengevakuasi kapal dari Provinsi Bali, tertuang dalam suratnya dengan nomor : B.22.523.32/1449/UPTD.KKPB/Diskelkan, kepada Direktur PT. Greant Surya, per 5 Oktober 2021. Dalam surat yang ditandatangani langsung Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I Made Sudarsana, Provinsi Bali menyikapi masalah ini berdasarkan laporan hasil kegiatan pengawasan pemanfaatan dan identifikasi potensi sumberdaya di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida.
Pengawasan dilaksanakan secara kolaboratif oleh UPTD. Kawasan Konservasi Perairan Bali dengan Yayasan CTC sejak 29 September 2021. Dalam proses pengawasan ini, ditemukan kapal tongkang dengan identitas Barito dalam posisi karam pada saat mengangkut alat-alat berat di Perairan Jungutbatu, Nusa Penida. Atas situasi ini, Provinsi Bali mendesak kepada pemilik kapal agar segera melakukan upaya evakuasi/penarikan kapal ke lokasi lokasi yang aman.
Ini untuk menghindari timbulnya permasalahan lain, seperti mengganggu area wisatawan yang akan surfing dan wisata bahari lainnya. Serta adanya tumpahan material/ minyak/ limbah lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas perairan di sekitar lokasi budidaya rumput laut. Karena dapat mencemari lingkungan perairan di sekitarnya.
Anggota DPRD Klungkung Ketut Gunaksa, juga menyikapi persoalan ini dengan menggelar rapat koordinasi bersama OPD terkait, seperti Dinas Perhubungan Klungkung, Selasa (5/10). Pada kesempatan itu, Gunaksa meminta Kepala Dinas Perhubungan melakukan komunikasi dengan pemilik kapal untuk segera mengevakuasi kapal ini, karena sudah banyak warga setempat yang mengeluhkan keberadaannya.
“Disana kan ada banyak aktivitas warga. Ada yang surfing, ada yang budidaya rumput laut. Keberadaan kapal ini juga dikhawatirkan menimbulkan tumpahan minyak dan dampak lainnya yang merusak biota laut. Sebaiknya segera dievakuasi,” kata Gunaksa, yang juga sebagai Bendesa Jungutbatu ini.
Kapal tongkang ini karam di Perairan Jungutbatu sejak beberapa hari terakhir. Menurutnya, itu terjadi saat Kapal Tongkang ini berlayar mengangkut ragam peralatan untuk proses pembangunan proyek Pelabuhan Bias Munjul.
Diduga perairan yang dilalui ke sana terlalu dangkal sehingga Kapal Tongkang tidak bisa menuju lokasi. Maka, Kapal Tongkang ini karam ke Perairan Jungutbatu. Ia yakin, pihak pemilik Kapal Tongkang mau kooperatif untuk segera mengevakuasinya, agar tidak berdampak buruk bagi perairan sekitar. (Bagiarta/balipost)