Ni Kadek Heni Prikasih meraih medali emas di PON Papua. (BP/Istimewa)

JAYAPURA, BALIPOST.com – Atlet taekwondo Bali Ni Kadek Heni Prikasih berhasil menyumbang emas di kelas -45 kg putri. Heni di final mengalahkan Fisca Afe Relia atlet asal Provinsi Banten pada PON 2021 Papua di Jayapura, Selasa (5/10).

Pertandingan yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Jayapura itu, dikutip dari Kantor Berita Antara, Fisca Afe Relia tampak lebih agresif menyerang Kadek. Namun, serangan-serangan yang dilancarkan taekwondoin Banten tersebut bisa dihindarkan oleh Kadek dengan mudah.

Di ronde pertama, skor menjadi milik Fisca Afe Relia. Memasuki ronde kedua Kadek mulai memanfaatkan keagresifan sang lawan. Hasilnya, Kadek mampu membalikkan skor hingga ronde kedua selesai.

Baca juga:  Emas Perdana Silat Denpasar dari Beregu

Di ronde terakhir, pertarungan kedua taekwondoin berlangsung sengit. Sorak-sorai penonton yang bergemuruh di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu membuat kedua atlet makin bersemangat. Saling serang terus terjadi hingga laga berakhir dan kemenangan tipis diraih oleh atlet Bali dengan skor akhir 10-8. Dengan kemenangan tersebut Ni Kadek Heni Prikasih berhasil mempersembahkan medali emas dari cabang olahraga taekwondo putri bagi Provinsi Bali.

Sebelum ke final, Kadek lebih dulu mengalahkan Khumaira Aprili taekwondoin asal Naggroe Aceh Darussalam (NAD) dan di semifinal menyingkirkan atlet DKI Jakarta yakni Feltta Chaniago. Sementara itu, Fisca mengalahkan Dhean Titania Fazrin atlet Jawa Barat di babak perempat final dan di semifinal ia menyingkirkan Jauza Rona Hassan taekwondoin Jawa Tengah.

Baca juga:  Warga Tuban Serbu Toko Emas

Ketua Pengkab Taekwondo Indonesia (TI) Badung Tjhin Johanes, menerangkan, medali emas bagi cabor taekwondo merupakan sejarah, mengingat selama Bali mengikuti PON sama sekali belum mampu menyumbang emas. “Jadi, kami bangga bisa menorehkan sejarah taekwondo Bali bisa mendulang emas,” sebut Tjhin Johanes.

Apalagi, lanjut dia, Kadek Heni murni atlet lokal hasil binaan Ti, dan bukan taekwondoin impor. “Lawan Heni di final Fisca juga berat, namun bersyukur Heni mampu mengatasi dan memiliki mental juara,” ungkapnya.

Baca juga:  Bertambah, Vaksin COVID-19 yang Bisa Digunakan di Indonesia

Heni sendiri belajar taekwondo sejak kecil, hingga masuk sekolah di SMA Ragunan, kemudian dipanggil pelatnas. “Heni tak pernha gabung di pelatda PON, sebab atlet peltanas langsung terbanag ke Papua, dan kembali gabung ke pelatnas sebagai persiapan SEA Games Vietnam. Sebelumnya, Heni pernah tampil di SEA Games Filipina 2019, tetapi dikalahkan atlet tuan rumah,” papar dia.

Sementara pelatih PON Sandiaz Antonio, menyatakan, kunci kemenangan Heni, karena bertarung taktis, ditopang teknik tinggi, berikut speed yang mumpuni. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *