Suasana PTM terbatas di salah satu sekolah di Tabanan. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Penggunaan seragam sekolah selama PTM terbatas tidak terlalu diwajibkan di kabupaten Tabanan. Siswa khususnya kelas 7 (SMP) masih diperbolehkan menggenakan seragam SD sebelumnya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.

Tujuannya, agar tidak membebani ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra mengatakan, sudah menginformasikan pada kepala sekolah dan pengawas agar tidak ada orangtua yang terbebani lantaran harus membeli seragam baru dalam pelaksanaan PTM terbatas.

Dalam artian siswa yang menjalani PTM masih bisa menggunakan seragam yang sebelumnya sudah dimiliki tanpa harus memaksakan diri membeli seragam yang baru. Misalnya saja untuk siswa kelas 7 baru yang tak memiliki seragam SMP, maka diizinkan menggunakan seragam saat SD, yang terpenting siswa tersebut bisa menjalani PTM.

Baca juga:  Diduga Kena Percikan Api Las, Toko Terbakar

Seperti hasil pantauannya di SMPN 1 Kediri. Untuk siswa kelas 7 sebagian besar masih menggunakan seragam SD saat mengikuti pembelajaran tatap muka.

Hal ini tentunya masih sangat diperbolehkan, di tengah situasi pandemi saat ini yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Bahkan, jika seragam SD siswa bersangkutan sudah tidak muat untuk dipakai kembali, siswa masih diperkenankan mengenakan baju bebas rapi dan sopan. “Intinya rapi, boleh pakai baju bebas kalau seragam SD nya sudah tidak muat dan belum bisa beli seragam SMP. Sekolah juga jangan memaksakan siswa baru untuk memakai seragam, ini masa pandemi, kami paham kesulitan masyarakat,” ucapnya, Rabu (6/10).

Baca juga:  PPKM Darurat COVID-19, Sekolah Laksanakan PJJ Daring

Pihaknya menggarisbawahi hal terpenting saat pelaksanaan PTM terbatas adalah penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Nyoman Putra menyampaikan, PTM terbatas di kabupaten Tabanan yang telah dimulai 1 Oktober, sangat disambut baik oleh siswa maupun orang tua siswa. “Tapi saya minta jangan gegabah. Jangan terlalu memaksakan anak jika semisal kurang sehat harus istirahat dulu, karena selain PTM pembelajaran daring juga masih diberlakukan oleh guru,” tuturnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Kasus COVID-19 Mereda, Masyarakat Jangan Sampai Kendor Terapkan Prokes
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *