SYDNEY, BALIPOST.com – Restoran-restoran, kafe, dan pusat kebugaran di Sydney pada Senin (11/10) mulai dibuka. Namun, pengunjung hanya diperbolehkan bagi yang sudah divaksin anti COVID-19 dengan dosis lengkap.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Australia berusaha hidup berdampingan dengan COVID-19 lewat gerakan vaksinasi serta secara bertahap kembali membuka diri. Sejumlah pub di Sydney, kota terbesar di Australia, membuka pintu pada Senin pukul 00.01 waktu setempat.
Tak lama setelah itu, teman dan keluarga yang ingin menikmati bir berjubel, seperti yang terlihat pada gambar-gambar di televisi dan media sosial.
Sebelum Senin, lebih dari lima juta warga Sydney berada dalam pembatasan sosial yang ketat sejak Juni dalam upaya pemerintah untuk menghadapi varian Delta yang sangat mudah menular.
Varian tersebut kemudian menyebar ke Melbourne dan ibu kota Australia, Canberra, hingga memaksa otoritas setempat untuk juga menerapkan karantina wilayah (lockdown).
Dominic Perrottet, kepala pemerintahan New South Wales meminta masyarakat Sydney -ibu kota negara bagian itu- agar mengendalikan kegembiraan mereka dalam menyikapi pencabutan lockdown. Perrottet memperingatkan bahwa infeksi akan meningkat setelah berbagai tempat kembali dibuka.
Berdasarkan aturan yang sudah dilonggarkan, maksimal 10 orang yang sudah divaksin boleh berkumpul di rumah. Maksimal 100 orang boleh menghadiri acara pernikahan, juga pemakaman.
Toko-toko eceran boleh dibuka lagi namun daya tampung bagi pengunjung dikurangi. Negara bagian tersebut berusaha mempercepat pelaksanaan vaksinasi agar pada Oktober 80 persen penduduknya sudah divaksin anti-COVID.
Sementara itu, orang-orang yang belum divaksin masih harus berada di rumah sampai 1 Desember.
New South Wales sudah mencabut aturan lockdown setelah memenuhi target vaksinasi 70 persen penduduknya yang berusia dewasa.
Dengan gerakan vaksinasi yang sedang bergulir, Australia berencana kembali ke kehidupan normal.
Menurut rencana, negara itu mulai November akan mengizinkan para warganya yang sudah divaksin lengkap COVID-19 untuk masuk serta bepergian ke luar negeri secara bebas.
New South Wales sendiri berencana menerapkan aturan tersebut lebih cepat.
Australia menutup perbatasan-perbatasan internasionalnya pada Maret 2020.
Langkah itu membuat negara tersebut selama ini mampu meredam angka COVID-19 relatif rendah, yaitu 127.000 kasus dan 1.400 kematian.
New South Wales pada Senin melaporkan 496 kasus baru secara lokal yang sebagian besar muncul di Sydney. Jumlah itu merupakan peningkatan dari Minggu (10/10), yaitu 477 kasus baru. (kmb/balipost)