Tim dari Program Studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menemukan fakta keberadaan hewan purba dalam penelitian fosil di Pulau Sirtwo yang berada di tengah Waduk Saguling, di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. (BP/Ant)

BANDUNG, BALIPOST.com – Fakta adanya keberadaan hewan purba di tengah Waduk Saguling, di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil dibuktikan oleh Tim dari Program Studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB). Penemuan fosil di Pulau Sirtwo yang berawal dari laporan masyarakat tersebut kemudian diteliti lebih lanjut oleh Tim dari Prodi Teknik Geologi ITB.

Paleontologi dan Geologi Kuarter, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Mika Rizki Puspaningrum SSi MT PhD dalam siaran pers Humas ITB, Senin (18/10), menuturkan selama kegiatan survei, tim melakukan pengamatan di 17 titik di sepanjang Pulau Sirtwo. Tim berhasil memverifikasi bahwa tulang yang ditemukan pada batuan di sepanjang pulau merupakan fosil, bukan hewan yang sifatnya modern dan kontemporer hari ini.

Baca juga:  Sigap Tangani Bencana, Menpar Apresiasi Kinerja Balawista

“Fosil-fosil yang ditemukan di permukaan dan juga yang telah terekspos kemudian diangkat dan disimpan oleh pihak yang berwenang di lokasi. Berdasarkan temuan tersebut, tim berhasil mengidentifikasi fosil-fosil yang telah dikumpulkan,” ujar Mika Rizki dikutip dari kantor berita Antara.

Adapun, fosil-fosil yang ditemukan berasal dari kelompok Bovidae (sapi, kerbau dan banteng), Cervidae (kelompok rusa) dan Elepha maximus (gajah). Kronologis penemuan fosil tersebut. Sekitar tahun 2020, beberapa warga lokal mengembangkan objek wisata Pulau Sirtwo, pulau-pulau di sekitar Bendungan Saguling, yang dulunya dimanfaatkan warga untuk menambang pasir.

Ia menuturkan sudah dilakukan beberapa kali wisata terbatas ke sana dan awalnya wisata yang ada hanya susur perahu, foto-foto di pinggir danau, dan ke menara Sirtwo. “Sambil mengeksplorasi pulau, Pak Rizky (penggiat Pemandu Geowisata Indonesia) mendapatkan laporan dari warga sekitar yang bernama Pak Jahidin mengenai batuan yang seperti tulang. Kemudian beliau mengecek ke lapangan, lalu mengambil beberapa foto. Foto tersebut disampaikan kepada salah satu anggota tim, yang kemudian berinisiatif untuk mengecek lokasi tersebut untuk melakukan verifikasi temuan warga,” ujarnya.

Baca juga:  Tak Hanya Tempat Ibadah Hindu, Prambanan Sumber Inspirasi Dunia

Survei dilakukan pada dua hari berbeda yaitu Minggu, 10 Oktober dan Jumat, 15 Oktober 2021 yang melibatkan Alfend Rudyawan (KK Geodinamika dan Sedimentologi), Astyka Pamumpuni (KK Geologi Terapan), Sukiato Khurniawan (Dosen Prodi Geologi Universitas Indonesia, Alumni T. Geologi ITB angkatan 2011) dan Alfita Handayani (Dosen T. Geodesi ITB).

Tim yang bekerja sama dengan Museum Geologi ini juga melakukan ekskavasi terhadap tulang kaki depan gajah yang telah terbuka dan mengalami kerusakan yang cukup parah.

Baca juga:  Kerusakan Pura di Palu, Perlu Dana Perbaikan Minimal Rp 1,5 Miliar

Maka dari itu Tim ITB berinisiatif untuk melindungi fosil tersebut dengan cara membungkusnya dengan gips untuk kemudian dapat diangkat dan diteliti lebih lanjut. “Selain paleontologi, tim juga akan mengembangkan penelitian pada aspek geologi secara menyeluruh, meliputi kajian stratigrafi, umur dan lingkungan purba,” kata Mika.

Tinjauan lebih mendalam mengenai fosil-fosil tersebut serta tindak lanjut terhadap pengelolaan pulau perlu dilaksanakan secara kolaboratif antara tim ITB dengan warga pengelola Pulau Sirtwo, PT Indonesia Power Saguling (sebagai pengelola wilayah), TACB KBB, Disparbud KBB, PGWI, Museum Geologi Bandung, Pemerintah Kecamatan Cipongkor, Masyarakat Geowisata Indonesia dan DPC HPI KBB. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *