BANGLI, BALIPOST.com – Warga yang tinggal di Banjar Persiapan Cemara Landung, Desa Trunyan, Kintamani memilih mengungsi saat hujan mengguyur wilayah setempat, Senin (1/11) dini hari. Warga khawatir hujan memicu terjadinya longsor susulan.
I Made Nada, warga setempat mengaku terpaksa mengungsi bersama keluarganya ke rumah tetangganya yang masih ada di wilayah setempat. Ia mengatakan hujan deras mengguyur wilayah Trunyan, sekitar pukul 01.00 WITA.
Hujan berlangsung sekitar satu jam. Ia memilih mengungsi lantaran khawatir terjadi longsor. Sebab tak jauh dari rumahnya terdapat sisa material longsor sebelumnya yang sangat rawan tergerus hujan. “Tapi begitu mulai reda, saya kembali lagi ke rumah untuk mengamankan barang-barang,” ujarnya, Senin (1/11)
Tak hanya dirinya, Nada mengungkapkan beberapa warga lainnya juga mengungsi ke pusat desa. Disebutkannya, ada sekitar delapan kepala keluarga lainnya yang tinggal di dekat rumahnya. “Ada yang antisipasi dengan mengungsi duluan sebelum hujan turun,” katanya.
Nada mengungkapkan saat adanya kunjungan Menteri Sosial, sempat ada wacana penyediaan fasilitas tenda. Rencananya tenda ditempatkan di titik tertentu sebagai tempat yang aman bagi warga mengungsi jika sewaktu-waktu ada ancaman bencana.
Namun sampai sekarang belum ada realisasi. Warga harus mencari lokasi mengungsi sendiri-sendiri.
Ia pun berharap pemerintah menentukan titik aman bagi warga. Sehingga ketika terjadi hujan lebat masyarakat bisa langsung mengungsikan diri ke sana. “Harapannya juga kalau bisa disediakan fasilitas semacam perahu boat untuk evakuasi. Karena kalau lewat jalan, longsoran tebing sangat mengkhawatirkan,” harapnya. (Dayu Swasrina/balipost)