Gubernur Bali Wayan Koster bertemu Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins (kanan), Selasa (2/11). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster mendapatkan apresiasi dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins karena Bali telah mampu menangani pandemi COVID-19. Apresiasi tersebut disampaikan langsung saat Gubernur Kostwr menerima kedatangan Dubes Inggris di Jayasabha, Denpasar, Selasa (2/11).

Kedatangan Dubes Inggris ke Bali dalam rangka untuk ikut serta mensukseskan penyelenggaraan KTT G20 di Pulau Dewata yang akan berlangsung pada tahun 2022 mendatang. “Kami siap mensuport G20, dan sangat mengapresiasi penanganan COVID-19 ini,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Dubes Inggris menyampaikan permohonan kerja sama di sektor pendidikan, sumber daya energi terbarukan dan digital kreatif kepada Pemerintah Provinsi Bali. Khusus kerjasama di sektor pendidikan, akan laksanakan di daerah Bali untuk bahasa Inggris dan literasi digital.

Selain bidang tersebut, sebelumnya ada juga program persiapan mitigasi bencana terorisme yang sudah dilaksanakan bersama Pemerintah Provinsi Bali.

Mendengar hal tersebut, Gubernur Koster memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih. Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster menyampaikan perkembangan COVID-19 di Bali yang sudah cukup baik, melandai, dan mulai stabil.

Hal ini dikarenakan pencapaian vaksinasi di Bali sudah tinggi. Untuk vaksinasi suntik ke-1 telah mencapai lebih dari 100 persen dan vaksinasi suntik ke-2 mencapai lebih dari 85 persen sehingga hal ini terjadinya pembentukan (herd immunity) atau kekebalan kelompok di Bali dan hal ini menjadi prioritas Pemerintah Pusat.

Baca juga:  Ditolak, Permohonan Uji Materi Pergub No. 97 Tahun 2018

Mengingat Bali pada 2022 akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional G20. “Untuk itu Kami tetap menerapkaan disiplin prokes. Masyarakat boleh beraktivitas, tapi harus tertib prokes. Begitu juga wisatawan yang berkunjung ke Bali harus mengikuti persyaratan mulai dari perjalanan, kedatangan, dan selama beraktivitas di tempat pariwisata untuk tertib Prokes. Penanganan COVID-19 juga kami berlakukan sampai ke tingkat Desa Adat, seperti pengunaan masker. Sehingga saat ini aktivitas masyarakat lokal Bali sudah normal, termasuk wisatawan domestik juga sudah mulai berlibur ke Bali,” jelas Gubernur Bali jebolan ITB ini.

Terkait sumber daya energi terbarukan yang disampaikan Dubes Inggris, Gubernur Koster menegaskan saat ini Bali telah memiliki regulasi untuk menjaga alam Bali ini agar tetap harmonis dan suci berserta isinya. Yaitu, Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih; dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

“Jadi kami dorong pembangkit listrik yang ramah lingkungan, sekarang sudah mulai berjalan dan tidak boleh lagi menggunakan bahan bakar batu bara. Solusinya, kami harus memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya, dan ini kami dorong juga difungsikan di wilayah perkantoran, perumahan, hotel, hingga tempat lainnya,” paparnya.

Baca juga:  Unmas Yakin UU Provinsi Bali yang Diperjuangkan Koster Jawab Tantangan di Masa Depan

Gubernur Koster juga menjelaskan arah pembangunan Provinsi Bali yang telah disusunnya sesuai dengan konsep kearifan lokal Bali yang dikenal dengan nama Ekonomi Kerthi Bali. Ekonomi Kerthi Bali ini merupakan hasil inspirasi dari warisan leluhur dan telah dilaunching pada 20 Oktober 2021 dengan tujuan untuk mewujudkan Bali Berdikari dalam Bidang Ekonomi, dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan menerapkan 11 (sebelas) prinsip.

Yaitu, ekonomi yang dibangun atau dikembangkan dari sikap mensyukuri/memuliakan kekayaan, keunikan, dan keunggulan sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya sebagai anugerah dari Hyang Pencipta; Ekonomi yang sesuai potensi sumber daya lokal Alam Bali beserta isinya; Ekonomi yang oleh Krama Bali secara inklusif, kreatif, dan inovatif; Ekonomi yang berbasis nilai-nilai adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal Bali; Ekonomi yang dengan menjaga ekosistem Alam dan Budaya secara berkelanjutan; Ekonomi yang dibangun/dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas perekonomian lokal Bali, berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing; Ekonomi yang mengakomodasi penerapan atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta teknologi digital; Ekonomi yang memberi manfaat nyata guna meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Bali secara sakala-niskala; Ekonomi dengan asas gotong-royong; Ekonomi untuk meningkatkan ketangguhan menghadapi dinamika perkembangan zaman secara lokal, nasional, dan global; dan Ekonomi yang menumbuhkan spirit jengah dan cinta/bangga sebagai Krama Bali.

Baca juga:  Badung Target Pasang GeNose di Enam Obyek Wisata Ini

Dalam Ekonomi Kerthi Bali ada 6 sektor unggulan sebagai  Pilar Perekonomian Bali, mulai dari Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk Peternakan dan Perkebunan; Sektor Kelautan/Perikanan; Sektor Industri; Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi; Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan Sektor Pariwisata.

“Belajar dari pengalaman dalam berbagai kejadian, sudah waktunya Bali mengembangkan perekonomian yang tidak lagi menggantungkan pada satu kantung, yaitu sektor pariwisata. Bali harus mengambil pilihan mengembangkan perekonomian yang bersumber dari keorisinilan dan keunggulan sumber daya lokal, meliputi Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali sebagai sumber daya potensial pada sektor pertanian, kelautan/perikanan, dan industri kerajinan rakyat. Khusus juga untuk ekonomi digital, akan Kami dorong agar memasarkan produk-produk UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital, karena sangat efektif, efisien, produktif, serta bernilai tambah,” pungkas mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *