Gusti Made Oka Sulaksana (kiri) bersama pelatih Wayan Sujana. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Cabor selancar angin (windsurfing) susah melakukan regenerasi atlet. Hal itu terbukti, justru atlet gaek I Gusti Made Oka Sulaksana yang berumur 50 tahun, yang mampu menyumbang satu-satunya medali emas di nomor RSX, pada PON XX Papua 2021.

Pelatih Wayan Sujana, di Denpasar, Rabu (3/11), mengakui, dua atlet asuhannya, yakni Gusti Bagus Gopala Sulaksana, di kelas RS One, termasuk I Gusti Agung Danendra Hazel, di nomor Big Techno gagal menyumbang medali, dan keduanya harus puas menduduki peringkat keempat. “Kami mekalumi kegagagal Gopala dan Danendra Hazel, sebab mereka kurang tepat membaca arah angin yang memang melemah,” sebut Sujana.

Baca juga:  Amerika Serikat Tidak Lakukan Penguncian

Kendati Oka Sulaksana menyabet emas, bukan otomatis dia menghuni pelatnas SEA Games. “Pasalnya, Oka Sulaksana dianggap atlet yang sudah berumur, sedangkan atlet pelatnas yang dipanggil cenderung usianya muda,” bebernya.

Sujana mengakui, tim selancar Bali juara umum di PON Jabat 2016, dengan memborong 5 emas dan 1 perunggu. Sementara PON Papua hanya 1 emas, gara-gara nomor andalan Bali dipangkas. “Kami harapkan PON di Sumut dan Aceh 2025, nomor ditambah lagi, sehingga peluang Bali menambah emas terbuka lebar,” ucapnya.

Baca juga:  Dari Karya “Atma Wedana” Kolektif hingga Gelombang Tinggi di Pebuahan

Apalagi, peselancar Bali seperti Komang Suartana, Gede Subagiasa, dan Gusti Ayu Candra Pertiwi bisa diturunkan. Ia memaklumi regenerasi atlet windsurfing sulit dilakukan, mengingat generasi muda lebih suka menggeluti kitesurfing. “Namun kami bersyukur, saat ini terdapat dua siswa SD yang berminat dan hobi bermain windsurfing, semoga mereka kelak bisa menjadi atlet,” ucapnya. (Daniel Fajry/ balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *