JAKARTA, BALIPOST.com – Pengembangan ekonomi digital perlu ditingkatkan agar mampu menjangkau semua sektor dan pelaku perekonomian nasional termasuk UMKM. “Guna mengoptimalkan potensi ekonomi digital yang kita miliki, diperlukan orkestrasi berbagai inisiatif dan kebijakan melalui penyiapan framework terkait pengembangan ekonomi digital,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (7/11).
Menko Airlangga menuturkan UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi UKM, saat ini UMKM mencapai 64,2 juta dan pada tahun 2020 telah berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 60,51 persen atau senilai Rp9.580 triliun dengan kemampuan menyerap 96,92 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi.
Pemerintah, lanjutnya, juga telah menambah alokasi anggaran khusus bagi UMKM menjadi Rp96,21 triliun dengan rincian program berupa subsidi bunga, penempatan dana pemerintah pada bank umum mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, Bantuan Tunai untuk Pedagang Kaki Lima dan Warung, dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah.
Hingga 27 Oktober 2021, total realisasi PEN Dukungan UMKM 2021 sebesar Rp64,35 triliun dengan jumlah debitur/UMKM sebanyak 33,93 juta. Selain itu, terdapat pula dukungan tambahan berupa pembebasan rekening minimum, biaya beban, dan abonemen listrik yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM.
“Program Kartu Prakerja juga turut membantu para pelaku usaha maupun calon pelaku usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Berdasarkan data manajemen pelaksana, salah satu pelatihan yang paling diminati adalah mengenai penjualan dan pemasaran,” ujar Airlangga dikutip dari kantor berita Antara.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil survei, mayoritas penerima Kartu Prakerja mengatakan bahwa pelatihan program tersebut telah mendorong kewirausahaan dan insentif digunakan untuk modal usaha. Bahkan 17 persen penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya menganggur telah berwirausaha.
“Perbankan juga turut serta memberikan dukungan dalam pemulihan ekonomi pada masa pandemi ini, diantaranya dengan memberikan dukungan program restrukturisasi kredit/pembiayaan yang dapat dinikmati oleh dunia usaha termasuk UMKM,” jelas dia.
Tak hanya itu, berbagai studi juga menyatakan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar. Hal tersebut didukung oleh sejumlah faktor, diantaranya total penduduk yang terbesar ke-4 di dunia, dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 191 juta atau 70,7 persen.
Sedangkan dari sisi digital user, jumlah pengguna ponsel Indonesia saat ini mencapai 345,3 juta atau 125,6 persen dari populasi dengan penetrasi internet sebesar 73,7 persen dan trafik internet yang mengalami peningkatan 15-20 persen. (Kmb/Balipost)