Tes usap (swab test) COVID-19. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Meski penanganan pandemi sudah menunjukkan perbaikan, tapi terjadi tren kenaikan kasus COVID-19 di Jawa-Bali. Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut B. Pandjaitan, Senin (8/11), mengungkapkan hal itu dalam evaluasi penanganan pandemi secara virtual dipantau di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Luhut mengatakan terjadi tren kenaikan di 43 kabupaten/kota dari 128 kabupaten/kota atau 33,6 persen. Tren kenaikan ini dipantau dalam 7 hari terakhir. “Kami akan segera mengumpulkan (pimpinan daerah, red) ke 43 kabupaten/kota Jawa-Bali tersebut untuk segera mengidentifikasi dan melakukan intervensi demi menahan tren kenaikan ini. Dan di Jakarta, Jakarta Utara, Timur, Barat, Selatan, itu hampir semua trennya ada naik,” sebutnya.

Baca juga:  Soal RUU Provinsi Bali Tak Masuk Daftar 50 RUU Prolegnas Prioritas, Begini Tanggapan Gubernur Koster

Ia pun memohon agar semua pihak hati-hati dalam melihat ini. Terlebih, tren kenaikan terjadi seiring dilonggarkannya sejumlah aktivitas di berbagai sektor. “Disiplin protokol kesehatan menjadi kunci bagi kasus tetap terkendali. Kami akan menurunkan tim untuk melihat pelaksanaan protokol kesehatan yang dijalankan, terutama di area publik,” sebutnya.

Dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi, kata Luhut, seluruh masyarakat diminta berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara Eropa. “Belajar dari pengalaman negara-negara Eropa yang mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

Baca juga:  Dugaan Oknum Imigrasi "Palak" Wisatawan Nepal, Ini Kata Kepala Imigrasi Ngurah Rai

Ia pun kembali menyampaikan bahwa penerapan protokol kesehatan dan kehati-hatian harus sangat tinggi. “Tadi saya dapat laporan dari epidemiologi bahwa tingkat kematian juga sangat turun. Jumlah pemakaman itu sudah sama dengan sebelum pandemi,” ungkapnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *