PDAM Badung kesulitan olah air baku saat musim hujan. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Musim hujan menjadi musibah bagi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung. Pasalnya, air yang melimpah disertai lumpur membuat PDAM susah mengolah air baku dan mengakibatkan pelayanan air bersih terganggu.

Direktur Utama Perumda Tirta Mangutama Badung, I Wayan Suyasa saat dikonfirmasi Kamis (11/11) membenarkan mengalami gangguan layanan saat musim hujan. Namun, pihaknya tetap berupaya meminimalisir dampak dari musim hujan. “Hujan jadi derita buat kami, karena airnya keruh. Namun kami tetap memproduksi 5.000 MTU, kalau dipaksa lebih dari itu (5.000 MTU), namun resikonya pompa air rusak,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya pernah mengolah air keruh mencapai 20.000 MTU di Blusung. Hanya saja, kerusakan mesin pompa terjadi setiap tiga bulan sekali. “Dulu 20 ribu pernah diolah di Blusung, namun tiga bulan pompa pasti rusak. Antisipasinya, pompa cadangan yang kita perbanyak,” ujarnya.

Baca juga:  Kebutuhan di Jimbaran hingga Pecatu Tinggi, Pengaliran Air PDAM Belum Memadai

Selain menyiapkan pompa cadangan, Suyasa mengaku juga sedang merancang bak praset untuk menampung air yang keruh, sebelum dilakukan pengolahan. “Praset kita rancang agar air yang masuk dari sungai tidak langsung diolah,” katanya.

Karena itu, pihaknya berharap masyarakat memaklumi terganggunya suplai air bersih saat musim hujan. “Kok musim hujan-hujan PDAM mati padahal air melimpah. Keluhan ini sering kita terima, karena masyarakat belum tahu kondisi di lapangan,” terangnya.

Pihaknya juga telah menyiapkan tangki air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di masyarakat. “Kalau suplai air bersih kami terganggu, masyarakat bisa meminta suplai tangki air, jadi sebenarnya tidak perlu komplin,” ucapnya.

Baca juga:  Musim Hujan Tiba, Tren Penjualan Jas Hujan Stabil

Terkait menjadi tuan rumah perhelatan event Internasional, G20 pada tahun 2022 mendatang, Suyasa, mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari mengoptimalkan produksi, distribusi hingga mencegah kebocoran pipa yang dimiliki.

Hal ini dikarenakan berkaca dari sejumlah kejadian selama ini, yang mana, banyak pipa bocor dan berdampak terganggunya pasokan air bersih untuk warga yang ada di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya.

Meski perhelatan tingkat dunia itu masih berlangsung pada 2022, persiapan yang sudah dilakukan ini, semata untuk memastikan sejumlah akomodasi pariwisata yang menjadi lokasi perhelatan, atau hotel para tamu menginap tidak kekurangan pasokan air bersih. Bahkan, saat ini PDAM Tirta Mangutama sudah mulai menyusun rencana jangka panjang yang dijadwalkan rampung pada akhir November ini.

Baca juga:  Wujudkan Visi Dunia Hijau dari Indonesia, Arsjad Rasjid Temui Paus Fransiskus

Rencana itu, kata dia, termasuk di dalamnya menyangkut persiapan G20 tersebut. “Kita sudah menyiapkan langkah-langkah mulai saat ini, minimal melakukan penataan terhadap kesinambungan air yang ada. Dalam persiapan G20, kita memastikan bahwa pasokan air bersih disejumlah obyek wisata harus diamankan, minimal melakukan penataan atau perbaikan terhadap contuinitasi air yang ada. Sehingga, tidak ada kekurangan air bersih ke depannya,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *