JAKARTA, BALIPOST.com – Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) menggelar survei tokoh perempuan berpotensi maju sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024. Ada 9 nama yang mendapat respons terbanyak dari 1.200 responden di 34 provinsi.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (16/11), proporsi responden 60 persen berusia muda di bawah 30 tahun dan usia minimal 17 tahun. Survei menggunakan metode multistage random sampling dan dilakukan melalui sambungan telepon. Adapun margin error plus minus 2,9 persen.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menempati urutan teratas dengan elektabilitas 24,21 persen. Menyusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 17,66 persen, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,07 persen.
Selanjutnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10 persen, Puan Maharani 4,01 persen, tokoh perempuan Yenny Wahid 3,14 persen, Megawati Soekarnoputri 2,79 persen, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 1,32 persen, dan Istri Presiden Joko Widodo, Iriana 1,07 persen.
Hasil survei itu memunculkan dua tokoh perempuan, yakni Yenny Wahid dan Istri Presiden Jokowi, Iriana Jokowi. Baik Yenny Wahid dan Iriana Jokowi, keduanya bukan pejabat maupun mantan pejabat.
Yenny Wahid yang dalam survei tersebut mempunyai elektabilitas 3,14 persen mampu mengungguli tokoh perempuan lain yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (1,32 persen).
Alumnus Islamic College for Advanced Studies (ICAS) Universitas Paramadina Jakarta, Muhammad Natsir MA mengatakan perolehan elektabilitas 3,14 persen Yenny Wahid itu merupakan fenomena menarik. Apalagi, mengingat ia sama sekali tak memiliki panggung formal sebagai pejabat publik.
“Beberapa menteri dan kepala daerah memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas tinggi, salah satunya karena dukungan publisitas tinggi sebagai pejabat apalagi selama pandemi,” ujar Magister Studi Filsafat Islam itu.
Sementara itu, politisi PDIP Diah Pitaloka menanggapi positif figur calon perempuan sudah mulai diterima masyarakat. Menurutnya, hal ini merupakan sebuah nilai baru.
”Ini salah satu satu nilai baru bagi pemilih Indonesia karena perempuan sudah mulai diterima,” kata Diah.
Bagi Diah, survei ini sekaligus menunjukkan bahwa publik sudah mulai melihat tidak ada masalah perempuan berada ditampuk kepemimpinan nasional.
Sementara itu, Yenny hingga kini belum pernah memberikan komentar kemungkinannya menjadi capres di Pilpres 2024. (kmb/balipost)