Ilustrasi. (BP/Istimewa)

SAO PAULO, BALIPOST.com – Varian COVID-19 B 1.1.529 atau Omicron kini sudah merambah Amerika Latin. Brazil menjadi negara pertama di Amerika Latin yang melaporkan temuan kasus varian itu.

Badan kesehatan Brazil, Anvisa, Selasa (30/11), mengatakan bahwa dua warga Brazil dipastikan terpapar COVID-19 varian Omicron. Anvisa, dikutip dari Kantor Berita Antara, mengatakan seorang penumpang yang tiba di Sao Paulo dari Afrika Selatan bersama istrinya, yang tidak ikut bepergian, sama-sama dinyatakan positif terkena varian baru tersebut.

Temuan itu semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa Omicron sebenarnya telah menyebar secara global sebelum larangan-larangan perjalanan yang baru diumumkan mulai diberlakukan. Penumpang tersebut tiba di bandara internasional Guarulhos Sao Paulo pada 23 November dengan memiliki hasil tes COVID-19 negatif.

Baca juga:  Pasca-Pilkada, Kasus Covid-19 Melandai

Namun sebelum terbang melakukan perjalanan pergi-pulang, pasangan itu positif COVID dan sampel mereka kemudian dikirimkan guna dianalisis lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan ada varian Omicron dalam sampel tersebut.

Sang penumpang tiba di Sao Paulo sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali secara terbuka meminta dunia mewaspadai Omicron. Penumpang yang bersangkutan juga tiba sebelum Brazil pada Jumat (26/11) menetapkan penghentian penerbangan dari Afrika Selatan dan lima negara lainnya di Afrika bagian selatan.

Baca juga:  Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2022, Bupati Suwirta Raih Penghargaan WHO

Kedua warga Brazil yang positif terpapar Omicron itu adalah misionaris, kata Kepala Badan Kesehatan Sao Paulo Jean Gorinchteyn. Gorinchteyn menambahkan bahwa tidak ada dokumen yang menunjukkan bahwa kedua orang itu sudah divaksin.

Pascakemunculan Omicron, pemerintah Negara Bagian Sao Paulo mengatakan pihaknya akan mengkaji ulang rencana pelonggaran kewajiban mengenakan masker. Omicron pertama kali diidentifikasi secara resmi di Afrika Selatan pekan lalu. Namun, data menunjukkan bahwa varian itu sudah menyebar sebelumnya dan sejak itu terdeteksi di belasan negara.

Baca juga:  Hingga 30 April, Segini Jumlah Pasien COVID-19 Dirawat di RSUP Sanglah

Para pakar di seluruh dunia saat ini bergegas untuk memastikan apakah varian tersebut lebih mudah menular, berpotensi membunuh, atau kebal terhadap vaksin. Saat ini, banyak negara di seluruh dunia sudah memberlakukan larangan perjalanan, sebagian besar pada penerbangan dari negara-negara Afrika bagian selatan.

Langkah itu mereka terapkan kendati WHO memperingatkan bahwa larangan secara total pada penerbangan tidak akan menghentikan penyebaran varian baru tersebut. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *