Ilustrasi: Sejumlah wisatawan berjalan keluar dari terminal kedatangan di Bandara Internasional Lombok (BIL), Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (17/11/2021). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Untuk dapat bangkit dari dampak pandemi, PT Angkasa Pura I menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial perusahaan yang diharapkan rampung pada Januari 2022. “Seperti diketahui, sektor aviasi dan pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Namun di tengah situasi sulit ini, manajemen telah menyiapkan sejumlah inisiatif strategis ntuk meminimalisir dampak pandemi dengan merestrukturisasi operasional dan finansial,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura (API) I Faik Fahmi, dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (5/12).

Ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang pada 15 bandara AP I. Pada 2019 trafik penumpang di bandara AP I mencapai 81,5 juta penumpang, namun turun menjadi 32,7 juta penumpang pada 2020 dan pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.

Baca juga:  Tabrakan LRT Jabodebek, Ini Kronologisnya

Faik Fahmi menjelaskan akan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional, seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, penundaan program investasi serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru.

Ia optimistis dengan program restrukturisasi tersebut dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan, terutama kemampuan untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya, dan upaya fund raising. “Hal yang menggembirakan adalah adanya kenaikan trafik penumpang di akhir-akhir ini hingga mencapai 129.000 pada 28 November lalu dari rata-rata trafik sebelumnya yang hanya hanya sekitar 55.000 – 60.000 per hari. Hal ini yang membuat optimisme kami terjaga,” ujarnya.

Baca juga:  Tetap Buka, Layanan Kesehatan di Tabanan Tak Ikut Cuti Bersama

Selain itu untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan AP I adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya, pemanfaatan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali, dan mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok.

Ia menyebut total target hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana Rp3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp704 miliar, dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.

Baca juga:  Ini, Daftar 181 Penumpang Pesawat Lion Air JT-610

Dengan adanya pembangunan bandara AP I maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan. Pada 2021 akan mencapai Rp44 triliun dari semula Rp24 triliun pada 2017. “Manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit ini dan berkomitmen untuk dapat survive dan menunaikan kewajiban perusahaan kepada kreditur, mitra, dan vendor secara pasti dan bertahap. Dengan berbagai inisiatif strategis tersebut kami optimis dapat bertahan menghadapi kondisi sulit ini dan mulai bangkit pada 2022 serta dapat mencatatkan kinerja keuangan positif,” katanya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *