I Nyoman Somowantara.(BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus baru COVID-19 di Bali masih bertambah, kendati belakangan angkanya cenderung melandai. Guna menekan tambahan angka kasus, disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes) mesti ditingkatkan.

Terlebih belakangan muncul varian baru COVID-19, Omicron di sejumlah negara, peningkatan kewaspadaan penting dilakukan. ‘’Kami juga mendengar informasi bahwa di sejumlah negara muncul varian baru, Omicron. Kita harus tetap waspada terhadap adanya varian baru ini. Caranya, selalu mengikuti anjuran pemerintah yaitu tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,’’ kata seniman topeng asal Banjar Anggarkasih, Desa Medahan, Kabupaten Gianyar, I Nyoman Somowantara, Jumat (10/12).

Baca juga:  Sudah Sepekan Lebih, Bali Catatkan Kasus COVID-19 Baru di 2 Digit

Baginya, disiplin prokes itu penting. Karena itu dalam membina kesenian melalui sanggar seni Bende Mas Medahan, pihaknya selalu memperhatikan kebijakan pemerintah dalam penanggulangan pandemi. Saat sedang merebaknya kasus COVID-19, memang kegiatan sanggarnya sempat dia hentikan sementara untuk menghindari kerumunan.

Demikian juga kegiatan ekstrakurikuler tabuh yang dibinanya di salah satu SMP negeri di Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, juga dihentikan sementara. Seiring dengan makin melandainya kasus, kemudian adanya pemberlakuan PPKM level 2, kegiatan sanggar perlahan dibuka dengan penerapan prokes ketat, dengan peserta terbatas, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Baca juga:  Melonjak! Tambahan Kasus COVID-19 Bali Capai Puluhan

Dikatakan, selama pandemi, kegiatan pentas seni serangkaian ritual keagamaan juga jarang dilakukan. Jika pun ditanggap untuk menarikan topeng Sidakarya, itu disiasati dengan iringan rekaman gamelan yang diputar melalui media elektronik, agar tidak terjadi kerumunan.

Menurutnya, kewaspadaan penting ditingkatkan dan disiplin menerapkan prokes mesti dijalankan, untuk mencegah virus. ‘’Mesti selalu waspada. Jangan sampai seperti pepatah Bali yang menyebutkan ‘di elahe kejengklok’ (kaki keseleo justru di jalan yang mulus, karena kurang awas saat melangkah). Artinya, jangan sampai karena kita kurang waspada, akhirnya kasus kembali meningkat,’’ pungkasnya.
(Subrata/balipost)

Baca juga:  BOR RS Rujukan COVID-19 Kudus Masih di Atas 90 Persen
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *