Kadek Wahyu Rihartana Giri (kiri). (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan lima pesilat, yang berhak menghuni pelatnas untuk proyeksi SEA Games Vietnam, Mei 2022, serta Kejuaraan Dunia, di Malaysia, Juli 2022. Mereka adalah Kadek Budiasta (G) yang pelatnas SEA Games, ditambah Kadek Wahyu Rihartana Giri (G), Komang Andre (D), serta I Putu Anom Wiraguna/I Kadek Nyeneng Wijaya (ganda putra).

Kadek Wahyu Rihartana Giri, di Denpasar, Rabu (15/12), mengemukakan, dirinya selaku peraih emas kelas G PON Papua, diadu melawan atlet hasil pantauan Sudi Wiranata (Riau) dan dinyatakan unggul. Selanjutnya, Wahyu harus meladeni pesilat pelatnas asal Bali Kadek Budiasta. “Saat bertarung cedera bahu saya kambuh, dan melempar handuk,” ucapnya.

Baca juga:  166 Pesilat Marakkan Kejurda Virtual Teknik Asli PD

Atas hasil ini, Budiasta masuk pelatnas SEA Games, dan Wahyu di pelatnas Kejuaraan Dunia. Wakil Ketua Pengprov IPSI Bali Gusti Made Semarajay menerangkan, mereka yang lolos ini berdasarkan hasil seleknas di Banten dua pekan lalu. “PB IPSI menyiapkan 2 tim, bagi pesilat juara masuk pelatnas SEA Games, dan peringkat kedua menghuni pelatnas Kejuaraan Dunia,” tutur Gusti Semarajaya.

Dia menyebutkan, pesilat yang dipanggil mengikuti seleknas, terdiri atas atlet pelatnas, hasil pantauan, serta juara PON. “Atlet juara event nasional, seperti Popnas, Pomnas, serta Kejuaraan Mahasiwa juga dilibatkan,” terangnya.

Baca juga:  Pencuri Brankas DPO Polresta Denpasar Ditangkap di Gilimanuk

Ia berharap, salah seorang pelatih Bali juga dipanggil untuk dipercaya menangani timnas. “Saya sendiri pernah dipanggil untuk melatih di pelatnas, tetapi sayang waktunya terlalu lama sampai 6 bulan, sedangkan saya sebagai ASN. Padahal, kalau cuma 2-3 bulan, saya bersedia melatih di pelatnas,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali ini.

Untuk kepelatihan di Bali, Gusti Semarajaya menyarankan supaya dilakukan regenerasi. Apalagi, lanjut dia, dirinya memoles tim PON sudah tIga kali, yakni PON XV di Jatim 2000, kemudian PON XVII di Kaltim 2008, serta PON XX di Papua 2021. “Ya…kalau bisa di tubuh olahraga bela diri warisan nenek moyang ini, dilakukan pengkaderan pelatih,” sarannya. (Daniel Fajry/Balipost)

Baca juga:  Dunia Perekonomian Global
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *