DENPASAR, BALIPOST.com – Porprov Bali XV/2022 sepakat mempertandingkan 40 cabor, minus gulat. Padahal, gulat sudah dipertandingkan secara ekshibisi saat Porprov Bali XII/2015, di Buleleng. Kenyataannya, hingga kini belum ada aktivitas, utamanya persiapan atlet di kabupaten dan kota.
Sekum KONI Bali IGN Oka Darmawan di Denpasar, Selasa (21/12), menerangkan, biasanya cabor yang mengadakan ekshibisi, pada pelaksanaan Porprov berikutnya cabor bersangkutam sudah resmi dipertandingkan memperebutkan medali. “Sementara gulat pasca ekshibisi malah vakum dan tidak ada aktivitas pelatihan, sehingga para atletnya tidak siap tampil di ajang Porprov,” ungkapnya.
Ia mengakui, nomor gulat cukup banyak diperandingkan di PON, sehingga KONI juga berharap gulat bisa menyumbang medali.
Penacoretan cabor gulat membuat kecewa pelatih gulat M. Fauzi Arif. Padahal, di Bali sudah terbentuk 7 pengkab dan pengkot PGSI, minus Tabanan dan Gianyar. “Saya kira bakat dan talenta gulat di Bali lumayan banyak, dan potensial dikembangkan,” ucap Fauzi.
Terbukti, dirinya biasa melatih siswa ekstra kurikuler, seperti dari SIP School, maupun Canggu Club, termasuk melatih di Sanur.
Bahkan, kata dia, pihaknya biasa membawa atlet gulat jumior ke kejuaraan di luar Bali, pakai bendera klub, sebab biaya murni berasal dari sekolah dan partisipasi orangtua.
Ia mencontohkan, 12 pegulat asuhannya mengikuti kejuaraan gulat Malang Open, di Rahman Wrestling Club, Pakisaji, Malang, 14-16 November 2021. Alhasil, atlet asuhannya membawa pulang 1 emas dipersembahkan Matheus Arga (55 kg), 1 perak direbut I Putu Jonika (48 kg), serta 1 perunggu diraih Koamng Gede Aryawan (38 kg). “Saya kira kalau gulat tidak dipertandingkan di Porprov, bakal mengurangi minat generasi muda menekuni bela diri gulat,” terang Fauzi.
Pada bagian lain, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi menyatakan, pelaksanaan Porprov Bali 2022 secara gotong royong dan tuan rumah bersama. Artinya, venue seluruh kabupaten dan kota diberdayakan, tanpa anggaran renovasi. “Porprov di gelar sederhana, berikut upacara pembukan dan penutupan tak perlu meriah,” tandasnya. (Daniel Fajry/Balipost)