KUPANG, BALIPOST.com – Pemakaman mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dilakukan secara militer oleh personel TNI dari Kodim 1624 Flores Timur. Jenazah dimakamkan di Desa Watoone, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, dengan
Upacara pemakaman yang dimulai pukul 13.30 Wita yang diikuti secara virtual dari Kupang, Rabu, tampak Sekretaris Daerah Provinsi NTT Benediktus Polo Maing sebagai inspektur upacara yang dihadiri ribuan orang termasuk Bupati Flores Timur beserta jajaran, Ketua DPRD NTT, jajaran DPRD Kabupaten Flores Timur, pimpinan TNI/Polri setempat.
Polo Maing dalam kesempatan itu menyampaikan pemerintah provinsi berterima kasih kepada keluarga besar Frans Lebu Raya serta masyarakat desa hingga kabupaten yang telah menyumbangkan seorang putera terbaiknya untuk memimpin NTT. “Mendiang Frans Lebu Raya adalah sosok yang berdedikasi tinggi dalam pengabdian dan pelayanan hingga berbagai inovasi untuk membangun daerah ini,” katanya dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (22/12).
Sebelumnya, rencana pemakaman secara militer ini telah disampaikan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi saat jenazah Frans tiba di Kupang dari Bali.
Nae Soi mengatakan Frans Lebu Raya adalah tokoh nasional yang mendapatkan bintang jasa utama pada 2015, sehingga upacara pemakaman harus dilakukan dengan acara kenegaraan dan penghormatan secara militer.
Pemerintah provinsi menginginkan agar Frans dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Dharma Loka di Kota Kupang. “Mengenai tempat, karena memang adat dari Adonara, maka akan dikuburkan di sana, tetapi tetap dengan upacara kenegaraan dan militer,” katanya.
Frans Lebu Raya meninggal dunia pada Ahad (19/12) siang, setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Sanglah Bali.
Frans Lebu Raya diketahui sebagai tokoh dan senior partai PDI Perjuangan. Beberapa kiprahnya di PDI Perjuangan NTT yaitu Wakil Ketua DPC PDI Kotamadya Kupang Bidang Keanggotaan dan Kaderisasi (1994-1995) , Sekretaris Tim Pelaksana DPD PDI Pro-Mega Provinsi NTT (1995-1998).
Tahun 1998-2000, Frans menjabat Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTT dan pada 2000-2019 terpilih menjadi Ketua DPD PDI Perjuangan NTT.
Selain di partai, Frans juga memiliki karir politik yang cemerlang yaitu sebagai Anggota DPRD Provinsi NTT Periode 1999-2004 dan menjabat Wakil Ketua DPRD NTT.
Sebelum menjadi Gubernur NTT selama dua periode yaitu 2008-2003 dan 2013-2018, ia menjadi Wakil Gubernur NTT Periode 2003-2008, berpasangan dengan Pieter Alexander Tallo yang terpilih melalui sidang DPRD NTT tahun 2003. (Kmb/Balipost)