Psikolog RSUD Wangaya Nena Mawar Sari. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ada baik dan buruk pembelajaran daring. Dari sisi positif, penyebaran Covid19 bisa dicegah, namun dari sisi kualitas pembelajaran tentu berbeda. Psikolog RSUD Wangaya Nena Mawar Sari, Senin (27/12) menuturkan, berdasarkan pengalamannya menangani klien, dengan pembelajaran daring kemampuan sosialisasi siswa berkurang karena kurangnya interaksi, berkurang dengan menimbulkan dampak psikis bagi anak seperti kebosanan dan emosional.

Yang paling ia soroti dari pembelajaran daring adalah kecanduan pada gadget karena semua hal terkait sekolah berbasiskan gadget. “Dan, anak – anak mulai jenuh, mereka tidak bisa mengekspresikan perasaannya. Kalau bertemu langsung, bertemu fisik, mereka bisa berekspresi. Sekarang engga ada, jadinya mereka balik ke game lagi, dan itu menimbulkan perilaku buruk,” ungkapnya.

Baca juga:  Tak Kuat Dengar "Pawisik," IRT Ditemukan Tak Bernyawa

Sementara dari sisi kualitas pembelajaran tentu akan berbeda karena zona anak hanya di rumah. Selain itu mereka juga mengerjakan tugas tidak mendapat pengawasan langsung dari guru, praktek berkurang, seperti biologi , olahraga yang tidak ada praktek, hanya mengirim video. “Tapi tentu penilaian antara pembelajaran daring dan PTM berbeda, disesuaikan dengan kondisi saat ini. Nilai – nilai berdasarkan tugas tugas dan kehadiran di zoom, tentu tingkat kualitasnya akan beda,” jelasnya.

Baca juga:  Astra Motor Bali Edukasi Siswa Berkendara di Musim Hujan

Namun pembelajaran daring yang diawasi orang tua langsung ada sisi positifnya karena orang tua bisa menanamkan pendidikan karakter pada anaknya karena ia melihat langsung perkembangan anaknya. “Kalau di sekolah guru melihat siswanya dari pengamatan , kalau sekarang ortu bisa ikut andil dalam pembentukan karakter, melakukan observasi ,melihat perkembangan anaknya,”tandasnya.(Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *