Warga antre dengan mobil untuk menjalani tes PCR di sebuah klinik di North Ryde saat varian Omicron COVID-19 terus menyebar di Sydney, Australia, 29 Desember 2021. (BP/Antara)

SYDNEY, BALIPOST.com – Publik Australia marah terhadap penanganan wabah Omicron yang meningkat ketika rumah sakit dan fasilitas pengujian COVID-19 tertekan oleh lonjakan kasus. Kasus harian di Australia mencapai rekor tertinggi pada Rabu (5/1), untuk ketiga kali berturut-turut.

Banyak warga, yang sudah kecewa dengan antrean panjang di pusat-pusat pengujian dan kelangkaan alat tes mandiri, menjadi marah ketika muncul kabar bahwa petenis nomor satu dunia Novak Djokovic diberi pengecualian untuk masuk ke negara itu.

Perdana Menteri Scott Morrison berada dalam tekanan di awal tahun pemilihan. Dia berusaha meyakinkan para pemilih bahwa koalisi tengah-sayap kanan Partai Liberal-Nasional telah mengendalikan situasi, sembari menjaga kendali anggaran secara ketat. “Tak ada solusi instan di sini,” kata Morrison kepada wartawan jelang rapat kabinet nasional tentang penanganan pandemi yang dihadiri para pemimpin federal dan negara bagian.

“Anda hanya harus menangani masalahnya, bekerja bersama dan terus berupaya,” katanya, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (5/1)

Pihak berwenang melaporkan rekor 64.758 kasus baru pada Rabu, mayoritas berada di New South Wales (NSW) dan Victoria, dua negara bagian terpadat Australia. Angka itu melewati 47.800 kasus pada Selasa.

Baca juga:  Kronologi Wabah Babi Mati Mendadak di Bali

Total infeksi telah meroket menjadi lebih dari 50 kali lipat dari sekitar 1.200 kasus sejak akhir November, ketika kasus pertama Omicron terdeteksi di negara itu.

Warga yang dirawat di rumah sakit di NSW dan Victoria meningkat 10 persen dari hari sebelumnya. Otoritas memperingatkan angka tersebut akan terus bertambah dalam beberapa pekan ke depan. “Kita menghadapi pekan-pekan sulit di depan kita,” kata Wakil Menteri Kesehatan NSW Susan Pearce kepada wartawan.

Lonjakan kasus baru-baru ini telah menyebabkan antrean panjang di pusat-pusat tes PCR yang dibiayai negara. Kondisi itu mendorong otoritas untuk meminta masyarakat agar hanya menjalani tes PCR jika bergejala, yang berujung pada kelangkaan alat tes cepat antigen yang bisa digunakan di rumah tapi harus dibeli sendiri.

Morrison telah mengesampingkan subsidi bagi alat tes mandiri dengan mengatakan bahwa hal itu adalah tanggung jawab pribadi. Sejumlah pemimpin negara bagian diperkirakan akan menekan Morrison dalam rapat kabinet pada Rabu untuk menyubsidi tes cepat antigen. Pemerintah juga dikritik pedas atas keputusan memberi Djokovic pengecualian medis untuk bermain di turnamen tenis Grand Slam Australian Open.

Baca juga:  Kasus Omicron di Surabaya, Kadinkes Sebut Bisa Saja Terkena di Luar Bali

Djokovic pernah menolak untuk mengungkap status vaksinasinya dan sebelumnya menyatakan keberatan terhadap kewajiban vaksin. Keputusan itu memicu kemarahan di media sosial dan mengundang kritik dari atlet lain, profesional kesehatan dan anggota parlemen.

Mantan pemain Australian Rules Kevin Bartlett mencuit bahwa orang Australia sudah dianggap bodoh. Sedangkn Corey McKernan yang juga mantan pemain mencuit, orang-orang dengan kerabat yang sedang sekarat/memerlukan tindakan darurat tak bisa memasuki negara bagian mereka sendiri. Anda bilang ke masyarakat mereka tak bisa pergi ke Coles atau sebuah kafe jika belum di vaksin, tapi jika Anda nomor satu dunia Anda diizinkan masuk?

Banyak penduduk Australia, khususnya di Melbourne yang menjadi tuan rumah kejuaraan tenis besar pertama 2022 yang digelar akhir bulan ini– telah mengalami serangkaian penguncian panjang selama dua tahun terakhir.

Baca juga:  Ajang MotoGP Agar Terapkan "Travel Bubble"

Pemerintah federal dan negara bagian berupaya keras untuk mendorong vaksinasi. Hasilnya, 90 persen penduduk di atas 16 tahun telah menerima dua dosis vaksin dan program booster kini tengah berjalan. “(Pengecualian) Itu mengirim pesan mengerikan kepada jutaan orang yang berusaha mengurangi risiko #COVID19Aus bagi mereka dan lainnya. #Vaccination menunjukkan rasa hormat, Novak,” cuit Stephen Parnis, mantan wakil presiden Asosiasi Medis Australia.

Asosiasi Tenis Australia dan pemerintah negara bagian Victoria mengatakan Djokovic tidak mendapatkan perlakuan khusus apa pun dalam proses blind review yang melibatkan sekelompok pakar kesehatan. Blind review adalah pemeriksaan tanpa mengetahui identitas orang yang diperiksa. Saat ditanya pendapatnya, Morrison mengatakan keputusan itu adalah kewenangan pemerintah Victoria. Australia telah mencatat lebih dari 612.000 kasus dan 2.290 kematian sejak awal pandemi. Lebih dari separuh total kasus itu dilaporkan dalam dua pekan terakhir. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *