Petani cabai saat memanen buah cabai lebih awal untuk menekan kerugian semakin besar. Buah cabai rusak akibat diguyur hujan belakangan ini. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Petani cabai yang ada di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem merugi. Hal itu disebabkan akibat buah capai yang sudah layak panen mengalami kerusakan akibat diguyur hujan yang melanda belakangan ini.

Petani cabai, I Nengah Tampi, mengungkapkan bahwa cabai yang sejatinya sudah siap panen daunnya menguning. Buahnya juga rusak akibat terus diguyur hujan. Luas lahan cabai yang ditanam mencapai hektaran. “Kalau sudah begini dipastikan sudah merugi besar. Bahkan kerugian yang dialami mencapai puluhan juta,” ucapnya.

Baca juga:  Dari Nyepi Layanan Data Selular dan Saluran TV Tetap Dimatikan hingga Rekor Baru Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Tampi menambahkan, untuk menghindari kerusakan buah capai semakin banyak dan kerugian semakin besar, pihaknya terpaksa memanen lebih awal. Buah capai yang dipetik masih hijau belum merah. “Harga cabai lebih murah kalau yang hijau. Kalau yang warnanya merah mahal. Tapi, ketimbang merugi mendingan dipetik saja meski nilai jual rendah,” katanya.

Sementara, pedangan cabai di pasar, Ni Wayan Sri, mengatakan, minimnya pasokan cabai dari petani membuat harga cabai melambung tinggi. Kata dia, biasanya harga cabai Rp 39 ribu per kilogram, dan saat ini naik menjadi Rp 80- 90 ribu per kilogramnya. “Mahalnya cabai karena banyak petani yang cabainya rusak akibat diguyur hujan, sehingga cabai jawa masuk ke Bali,” katanya. (Eka Prananda/Balipost)

Baca juga:  Polisi Lidik Kasus Oknum Guru Setubuhi Siswanya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *