Seorang petugas ber-APD mengambil spesimen swab seorang warga di Beijing pada 16 Juni 2020. (BP/AFP)

BEIJING, BALIPOST.com – Otoritas kesehatan di Beijing menduga kiriman paket dokumen dari Kanada menjadi sumber penyebaran virus corona varian Omicron di ibu kota China itu. Varian Omicron terdeteksi pada bagian luar, bagian dalam, dan kertas surat dokumen itu, ungkap Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing kepada pers, Senin (17/1).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, CDC Beijing menyatakan kasus Omicron yang ditemukan pada Sabtu (15/1) mendapatkan kiriman paket melalui pos empat hari sebelumnya. Paket pos tersebut dikirimkan dari Kanada pada Jumat (7/1) melalui Amerika Serikat dan Hong Kong sebelum diteruskan kepada penerimanya di Beijing.

Baca juga:  Bali Catat Tambahan Kasus COVID-19 di 2 Digit

Berdasarkan studi epidemiologi, pengujian sampel yang dicurigai dan pelacakan, kemungkinan kasus Omicron di Beijing lewat pos internasional tidak dapat dikesampingkan, kata Deputi Direktur CDC Beijing Pang Xinghuo.

Menurut dia, kasus Omicron di Beijing mirip dengan yang terjadi di kawasan Amerika Utara dan Singapura pada Desember 2021.

Otoritas kesehatan Beijing mengesampingkan kemungkinan bahwa kasus tersebut berkaitan dengan kasus-kasus Omicron di beberapa kota di China lainnya.

Pasien hanya memiliki kontak dengan paket dan halaman muka dokumen surat dari luar negeri, kata CDC.

Baca juga:  Tambahan Harian di Bawah 100 Orang, Korban Jiwa COVID-19 Alami Tambahan

Hasil pengujian pada 22 sampel yang berkaitan dengan surat menunjukkan Omicron terdeteksi pada dua sampel permukaan luar paket, dua sampel permukaan bagian dalam paket, dan delapan sampel kertas di dalamnya.

Delapan orang yang melakukan kontak dengan surat itu telah dilacak dan hasil tes PCR mereka negatif.

Selain itu, surat internasional lain yang berasal dari jalur pengiriman yang sama dan belum dibuka juga dinyatakan positif membawa Omicron.

Pang menyatakan bahwa risiko meluasnya wabah COVID-19 di Beijing relatif kecil karena semua orang yang dikunjungi pasien dalam 14 hari terakhir dinyatakan negatif. Sebanyak 69 kontak dekat pasien, hasil tesnya juga negatif.

Baca juga:  Dua Hari, Bali Masuk 5 Besar Provinsi Terbanyak Tambah Kasus COVID-19

Selain itu, 16.547 orang yang dianggap berisiko hasil tesnya pun negatif.

Sebelumnya, China melaporkan beberapa wabah terkait dengan barang impor.

Virus corona dapat bertahan lama dalam suhu rendah sehingga menyebabkan penularan virus meningkat pada musim dingin seperti sekarang ini.

Pang mengimbau warga Beijing untuk mengurangi pembelian komoditas dari luar negeri. Warga juga diminta melakukan upaya pencegahan mandiri ketika menerima surat atau barang dengan mengenakan masker, sarung tangan, dan menggunakan disinfektan serta membuang bungkusnya dengan benar. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *