DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Selasa (18/1) rangkaian palebon Ida Cokorda Pamecutan XI digelar. Dari ngreresik, ngentos lilit, munggah patrang, panca datu, mapeed hingga pengarakan ogoh-ogoh digelar.
Ribuan umat Hindu yang merupakan warga Puri Pemecutan terlibat dalam palebon bernama Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana. Upacara ini tergolong tingkat tinggi yang hanya diterapkan untuk Raja Pemecutan.
Pada kegiatan mapeed ini juga diiringi kelompok Rodat dari Kepaon. Ritual Ngider Buana ini digelar pukul 14.00 WITA. Arakan itu berangkat dari Puri Pemecutan di Jl. Thamrin, Jl. Gajahmada, Jl. Udayana atau depan Markas Kodam IX/ Udayana menuju Jl. Hasanudin, kemudian kembali ke Puri Pemecutan.
Prosesi ini melewati empat perempatan. Pertama di Puri Pemecutan, kedua di Jl. Gajahmada, ketiga di Catur Muka Denpasar, kemudian perempatan Suci di Jl. Hasanudin.
Menantu almarhum Ida Cokorda Pemecutan XI, Ida Bagus Wesnawa menerangkan ogoh-ogoh Cupak tersebut merupakan karya dari seniman Kedux, asal Banjar Tainsiat. Ia mengatakan kegiatan ini tetap mematuhi protokol kesehatan.
Kegiatan didukung Desa Adat Denpasar, bersama aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri. “Kami berupaya selaras dengan dresta dan aturan pemerintah. Kegiatan ini tetap menaati tata titi yang berlaku,” ujarnya.
Kata dia, tradisi ini betujuan mendoakan agar tahapan palebon berjalan lancar. Secara internal puri, prosesi ini diyakini bertujuan melapangkan jalan almarhum menuju alam surga. (kmb/balipost)