Abrasi di Pantai Kuta kian parah. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kondisi angin barat yang masih melanda wilayah pesisir Badung, selain membawa sampah kiriman, berdampak pada makin parahnya abrasi. Seperti yang terlihat di Pantai Kuta.

Yang paling terdampak abrasi yakni di depan Setra Asam Celagi. Dari pantauan di lokasi, kondisi abrasi nyaris menyentuh trotoar yang biasa digunakan oleh pejalan kaki. Bahkan, ada sejumlah titik trotoar yang jebol akibat bagian pondasinya tergerus air laut.

Terkait abrasi ini, Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista, mengakui, saat ini memang kondisi abrasi cukup parah. Bahkan, sejumlah pihak selama ini sudah melakukan berbagai penanganan dengan meratakan pasir serta menambal di titik-titik abrasi.

Baca juga:  STP Bali Kampiun Lomba Ide Bisnis Bidang Pariwisata 2017

Namun, kondisi itu tetap saja terjadi hingga merembet hampir menyentuh pedestrian jalan. “Untuk kondisi yang parah itu memang dari depan Setra Asam Celagi sampai ke depan pos Balawista. Kondisinya sangat memprihatinkan,” katanya, Kamis (27/1).

Saat ini, pihaknya tidak bisa berbuat banyak sembari menunggu keputusan dari pemerintah untuk melakukan penanganan. Sesuai jadwal di 2022 ini, akan dilakukan penataan Pantai Kuta, termasuk sejumlah fasilitas. “Memang saat ini masih menunggu penataan itu. Sehingga semua yang mengalami kerusakan itu akan diperbaiki. Mulai dari penataan pasir yang compang-camping sampai pada fasilitas yang ada di sekitarnya,” imbuhnya.

Baca juga:  Dinas Pertanian dan Pangan Badung Panen Bawang Merah di Subak Munggu

Salah seorang pedagang yang berjualan di sekitar lokasi itu mengaku kalau kondisi abrasi Pantai Kuta merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan pasir pantai sampai tergerus yang menyebabkan kondisinya compang-camping hingga ketinggian mencapai 1 meter.

Terpisah, Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Made Denny Setya Wijaya, saat dikonfirmasi mengatakan, sesuai hasil kajian desain pihaknya, memang lokasi tersebut merupakan titik kritis abrasi. Untuk tindak lanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemda Badung dan internal untuk opsi penanganan. “Semoga ada kemungkinan penanganan darurat. Kami akan berkoordinasi untuk penanganan segera selain menunggu konstruksi bali beach conservation project phase 2 di wilayah tersebut,” bebernya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Digigit Anjing, IRT di Kaliakah Meninggal
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *