Ilustrasi Omicron SARS-CoV-2. (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kenaikan kasus COVID-19 hampir sepekan ini segera disikapi RS di Bali. Ketua Asosiasi RS Swasta Indonesia (ARSSI) Bali Dr.dr. IBG. Fajar Manuaba, Sp.OG., Kamis (27/1) mengaku sudah mengingatkan anggotanya untuk persiapan jika terjadi puncak kasus Covid, baik karena Omicron maupun Delta.

Baik itu menyangkut tempat tidur, stok oksigen, maupun obat-obatan. “Kami sudah ingatkan penambahan tempat tidur, walaupun secara teoritis keluhan ringan tapi meledaknya cepat, takutnya nanti pasti ada yang perlu rawat inap,” ujarnya.

Baca juga:  Pantau Arcturus, Surveilans Genomik dan Pengawasan Pintu Masuk Ditingkatkan

Cakupan vaksinasi yang tinggi di Bali, kata Fajar, belum bisa menjadi jaminan seseorang tidak memerlukan perawatan RS. Sebab, walau sudah vaksinasi, lansia dengan sistem imun berkurang membuat efikasi vaksin tidak maksimal.

Selain itu, banyak juga masyarakat yang tidak rutin medical check-up terutama bagi yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. “Kematian pertama dan kedua kemarin akibat Omicron juga ternyata komorbid dan sudah divaksin. Yang dikhawatirkan tidak melakukan medical check-up secara rutin. Karena jika tidak medical check-up, tidak mendapat pengobatan secara rutin,” tandasnya

Baca juga:  Penerbitan Keppres Penghentian PPKM Tunggu Kajian

Meskipun ada varian Omicron yang daya tularnya cukup masif, masih ada varian Delta. “Jangan lupa, Delta masih ada, itu yang harus hati-hati. Yang baru bisa ngecek Omicron adalah Labkes-nya Provinsi, jadi belum semua lab bisa,” tandasnya.

Sebelumnya, saat ledakan kasus pada Juli 2021, masalah oksigen cukup krusial. Selain itu, masih ada RS yang belum dibayar klaim penanganan pasien COVID oleh BPJS Kesehatan.

Baca juga:  Buleleng Masih Laporkan Tambahan Kematian, Terbanyak dari Kecamatan Ini

Hal ini menghambat cash flow RS untuk pembelian obat, bahan habis pakai dan kebutuhan untuk penanganan COVID. Bahkan ada salah satu RS yang masih ditunda pembayarannya mencapai Rp 1,9 miliar.

Diakui memang, kelengkapan data mengajukan klaim menjadi tanggung jawab RS. Namun ia berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk membantu RS khususnya RS Swasta dalam hal kemudahan pengajuan klaim. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *