JAKARTA, BALIPOST.com -Tiga bisnis sangat dibutuhkan di masa depan, yaitu keamanan siber (cyber security), metaverse, serta payment system dan financial technology/fintech (sistem pembayaran dengan teknologi keuangan). Hal itu dinyatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
“Ini alhamdulillah tidak ada serangan siber di sesi kita, tapi kalau saya mengikuti sesi bersama Pak Jhonny G Plate (Menteri Komunikasi dan Informatika), itu berkali-kali kena (serangan) siber. Jadi ada yang mengganggu jalannya acara kita,” ujarnya dalam acara Kick Off Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) dan Klinik Bisnis Bersama Sandiaga secara hybrid di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (1/2).
Adapun hal kedua yang akan berkembang ialah metaverse dengan potensi 720 miliar dolar AS mengarahkan ke bisnis tersebut dalam tiga tahun mendatang. Keberadaan metaverse di nilai merupakan perwujudan teknologi yang bergerak dengan cepat. Ia menyatakan di sektor digital ini para pelaku usaha dapat mengambil keuntungan tanpa risiko yang besar.
Salah satunya ialah Non-Fungible Token (NFT) yang sempat ramai berkat seseorang bernama Sultan Gustaf Al-Ghozali karena menjual koleksi swafoto. “Dari Rp13 miliar yang dia (Ghozali) bilang dia peroleh, dia baru dapet monetisasinya Rp30 juta, tapi lumayan untuk mulai. Menurut saya, metaverse menjadi salah satu lahan yang lebih dekat ke entertainment (hiburan), bukan suatu dunia yang tiba-tiba akan sangat besar,” ucap Menparekraf.
Berkaca pada masa lalu, dikatakan banyak perusahaan teknologi yang kalah bersaing dengan Facebook atau Google seperti Friendster dan MySpace. “Coba kalau kita invest (berinvestasi) di Friendster atau MySpace, bakal out (tidak untung) kita. Tapi kalau kita pilihnya Facebook, (keuntungan) kita bisa meningkat secara tajam,” ujar Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Untuk bisnis terakhir yang dibutuhkan di masa mendatang, ungkap dia, ialah payment system dan fintech. Dia menganggap sistem pembayaran harus diperbesar dan digunakan secara totalitas, dibarengi dengan fintech yang menjadi solusi pembiayaan atas persoalan ihwal permodalan bagi pelaku usaha. (Kmb/Balipost)