Arsip - Orang-orang mengantre untuk menjalani tes COVID-19 di tempat pengujian di City Hall Plaza di Seoul, Korea Selatan, Desember 2020. (BP/Ant)

SEOUL, BALIPOST.com – Korea Selatan telah meminta karyawan beberapa perusahaan raksasa untuk melakukan tes mandiri COVID-19 sebelum kembali bekerja pada Kamis (3/2), setelah menikmati liburan Tahun Baru Imlek. Tindakan pencegahan penyebaran COVID-19 itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa masa liburan dapat memicu penyebaran varian Omicron yang sangat menular.

Banyak orang di Korea Selatan melakukan perjalanan selama liburan untuk mengunjungi keluarga sehingga kemungkinan jumlah kasus COVID-19 meningkat.

Operator aplikasi obrolan populer Korsel Kakao Corp mengambil tindakan lebih jauh dengan melarang karyawan untuk datang ke kantor selama dua minggu saat kasus infeksi harian di negara itu mencapai rekor tertinggi.

Baca juga:  Kasus Omicron Sudah Ditemukan di Thailand

Kakao melarang karyawan datang ke kantor hingga 18 Februari tanpa izin, dan izin diberikan dengan sedikit pengecualian. Meski begitu, para karyawan tersebut diharuskan melakukan tes COVID secara mandiri di rumah dengan alat tes yang telah disiapkan. Mereka hanya boleh ke kantor jika hasil tesnya negatif.

Setelah 18 Februari, Kakao juga akan mengirimkan 10 alat tes mandiri COVID, yang dapat digunakan 20 kali ke rumah masing-masing karyawan sehingga mereka dapat menguji diri mereka sendiri sebelum datang ke kantor, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga:  Bali "Kick-off" Vaksinasi COVID-19, Tambahan Kasus Harian Hampir Capai 300 Orang!

Kelompok perusahaan energi SK Innovation membagikan alat tes COVID untuk dipakai di rumah kepada karyawan menjelang liburan dan meminta mereka untuk menguji diri sendiri sebelum kembali bekerja. SK Innovation juga merekomendasikan agar karyawan bekerja dari rumah, kata seorang juru bicara perusahaan itu.

Sementara itu, perusahaan pembuat baterai LG Energy Solution juga membagikan alat tes kepada karyawannya untuk digunakan di rumah sebelum kembali bekerja, menurut seorang juru bicara. Instansi-instansi pemerintah Korsel, termasuk kementerian kesehatan dan kesejahteraan, mengambil tindakan pencegahan serupa.

Baca juga:  Amerika Serikat Berlakukan Sanksi Tahap Pertama Untuk Rusia

Meskipun lebih menular, tingkat kematian akibat varian Omicron adalah 0,15 persen, atau sekitar seperlima dari varian Delta yang menyebabkan tingkat kematian 0,7 persen, kata pejabat kementerian kesehatan Korsel Son Young-rae. “Jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat pesat karena penyebaran Omicron, tetapi sistem medis tetap dalam situasi stabil,” kata Son pada Rabu (2/2).

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) melaporkan 22.907 kasus baru COVID-19 pada Rabu (2/2), naik 58 persen dari 14.518 kasus pada Rabu lalu (26/1). (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *